Rabies Mengancam Timor Tengah Selatan, Kasus Gigitan Anjing Sudah Terjadi di 11 Kecamatan , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Rabies Mengancam Timor Tengah Selatan, Kasus Gigitan Anjing Sudah Terjadi di 11 Kecamatan Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Rabies Mengancam Timor Tengah Selatan, Kasus Gigitan Anjing Sudah Terjadi di 11 Kecamatan ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Wabah Rabies mengancam Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mengungkapkan kasus gigitan anjing, yang berpeluang menyebabkan penularan rabies, dilaporkan terjadi di 11 dari 32 wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.

“Berdasarkan laporan per 1 Juni 2023 kemarin, jumlah kecamatan yang terdapat laporan gigitan anjing mencapai 11 kecamatan, dan ini pergerakannya cepat sekali,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu H di Kupang, Jumat.

“Saat kunjungan saya ke TTS, kecamatan tertular baru tujuh kecamatan, saat ini ada 11 kecamatan,” ia menambahkan.

Yulius mengatakan bahwa sudah ada 107 orang yang kena gigitan anjing di wilayah Kabupaten TTS.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 jadi Rp 1.065.000 per Gram

Menurut dia, pemeriksaan sudah dilakukan pada 107 orang yang digigit anjing dan berdasarkan hasil pemeriksaan ada 13 orang yang mengalami gejala serupa rabies.

Yulius mengatakan bahwa vaksinasi telah dilakukan untuk mencegah penularan penyakit rabies. Sudah 22 orang yang mendapat vaksinasi anti rabies dosis pertama.

Di samping itu, menurut Yulius, pemeriksaan dilakukan pada anjing-anjing yang menggigit orang untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus rabies.

Ia mengemukakan perlunya upaya untuk mengandangkan dan membatasi pergerakan anjing serta melakukan eliminasi secara selektif guna menekan risiko penularan rabies.

“Pergerakan anjing sangat masif dan masyarakat pun belum paham akan bahaya rabies. Perlu sosialisasi, salah satunya di gereja dan media lainnya,” katanya.

Baca Juga: Belum Genap Seminggu Diluncurkan, Lagu Terbaru Happy Asmara Shopee Maszeh Viral Bikin Geger Netizen

Selain itu, dia mengusulkan penutupan pintu masuk ke Pulau Timor dari lalu lintas hewan penular rabies (HPR).

“Kita instruksikan agar tidak menyebar ke pulau lain dan negara tetangga sambil menunggu pernyataan wabah dan penetapan kawasan karantina rabies dari Kementan,” katanya.

Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan rabies dilakukan menyusul kematian seorang warga setelah digigit anjing yang diduga terserang rabies di Kabupaten TTS.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version