Dinbudpar Jawa Tengah, Gelar Pembinaan Desa Wisata di Blora

Sukisno

Bagikan

BLORA (Rakyat Independen)- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan pembinaan kepada pelaku pariwisata dari Desa Wisata di Kabupaten Blora. Dalam pembinaan tersebut Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Produksi Pariwisata Dinbudpar Jateng, Ir. Prambudi Traju Trisno, MM, MSi mengatakan bahwa warga masyarakat sudah semakin sadar wisata.

“Bagi pelaku pariwisata, perlu meningkatkan dan membangun jejaring komunikasi antar pelaku di desa wisata dan memanfaatkan promosi melalui media sosial,” ujar Ir. Prambudi Traju Trisno, MM, Msi Selasa (31/5/2016).

Menurutnya, wisata bagi anak-anak saat ini sudah menjadi kebutuhan. Oleh karena itu harus dikembangkan. Terutama wisata yang mengedukasi bagi mereka.

“Untuk pengembangan wisata, kami menggunakan istilah 4A, yaitu Akses, Amenities, Atraksi dan Activity. Dan itu harus saling mendukung,” tandasnya.

Akses yang dimaksud yaitu akses jalan dan angkutan. Amenities adalah penginapan yang tersedia di sekitar lokasi wisata. Kemudian atraksi, bisa menyajikan budaya atau kesenian tradisional yang ada. Sedangkan Activity, dimaksudkan dalam desa wisata harus mampu menunjukan ikon dari aktifitas warga setempat dan pelaku pariwisata.

Dalam acara pembinaan Desa Wisata tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan di antaranya yakni kepala desa dan perwakilan pelaku wisata dari Dusun Greneng Desa Tunjungan dan Desa Gunungrowo Kecamatan Tunjungan, Kelompok Sadar Wisata Dusun Karangpace Desa Klopoduwur, Desa Tempuran Kecamatan Blora, Perajin Keramik dari Desa Balong Kecamatan Jepon dan pelaku pariwisata Bukit Pencu desa Gandu Kecamatan Bogorejo serta kelompok usaha jajanan dan pertanian.

Masing-masing peserta pembinaan, selain memaparkan potensi wisata juga menampilkan produk unggulan serta menyuguhkan kuliner.

Sementara itu Sekretaris Dinas DPPKKI Kabupaten Blora Pratikto Nugroho mengemukakan, untuk Desa Wisata Tempuran sudah tidak mampu lagi dikembangkan, sehingga perlu dipecah untuk menampung pengunjung setiap hari atau saat lebaran Idul Fitri.

“Saya telah melakukan survei berdasarkan tiket dan pengamatan langsung, setiap bulan hampir 15 ribu mengunjungi desa Tempuran untuk menikmati kuliner dan menikmati pemandangan waduk,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Pratik, pihaknya berencana memecah obyek ke wilayah Sayuran Desa Soko.

“Animo masyarakat datang ke Desa Tempuran sangat luar biasa, padahal 15 tahun yang lalu, untuk datang ke Waduk Tempuran saja ada yang mengatakan takut,” ungkapnya.

Pihaknya juga meminta kepada pelaku pariwisata di desa wisata untuk menangkap peluang kearifan lokal yang bisa dikembangkan. **(Priyo).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar