Psikolog Menilai Penting Sekali Penerapan Pembelajaran Kooperatif di Kalangan Siswa , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Psikolog Menilai Penting Sekali Penerapan Pembelajaran Kooperatif di Kalangan Siswa Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, walaupun sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Psikolog Menilai Penting Sekali Penerapan Pembelajaran Kooperatif di Kalangan Siswa ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Proses pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mulai dijalankan di wilayah Kota Samarinda mulai dari tingkat PAUD/TK hingga jenjang SMA. Meski belum semua lembaga pendidikan di sana menerapkannya, namun pendekatan ini terus diintensifkan dengan cara memberikan pembekalan terhadap 30 pengajar sebagai fasilitator.

30 pengajar tersebut diberikan pelatihan tentang metode pembelajaran yang menyenangkan dengan menjadikan para peserta didik sebagai subyek dalam proses belajar-mengajar serta dibekali pengetahuan tentang public speaking. Tak hanya itu, 30 pengajar tersebut juga diberikan pendampingan dalam praktik mengajar secara langsung di kelas.

Setelah itu, dari pengalaman selama mengikuti pelatihan yang diadakan Putera Sampoerna Foundation (PSF) serta pengalaman mereka dalam mengajarkan metode pembelajaran berbasis pada siswa, 30 pengajar tersebut kemudian menularkannya kepada ratusan pengajar lainnya di Samarinda, Kalimantan Timur.

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah Seiring Pelaku Pasar Cermati Kesepakatan Utang AS

Proses belajar-mengajar dengan cooperative learning mendapat tanggapan dari Psikolog Dody Tri. Dia menyatakan bahwa proses yang memberikan penekanan pada semangat kerja sama atau gotong royong yang diajarkan melalui sistem pembelajaran dapat membuat anak terkesan hingga mereka dewasa.

“Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan anak untuk bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses ini, anak belajar bekerja sama, saling membantu, mendengarkan pendapat orang lain, dan berbagi pengetahuan,” kata Dody Tri kepada Rakyatnesia.com Selasa (30/5).

Dia menilai proses belajar cooperative learning sangat bermanfaat. Anak-anak bukan saja diajarkan memecahkan persoalan sendiri, tapi mereka dibiasakan melakukan kerja sama dalam sebuah tim. Semangat kolaborasi ini akan membuat mereka terbiasa bekerja sama dalam berbagai situasi.

“Mereka akan belajar menghargai dan menghormati pandangan orang lain, mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif, dan memahami pentingnya bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Nilai dan keterampilan yang diperoleh melalui pembelajaran kooperatif cenderung bertahan pada anak-anak saat mereka tumbuh dewasa,” jelasnya.

Menurut Dody Tri, semangat kerjasama yang ditanamkan terhadap anak-anak sejak usia dini akan menciptakan landasan yang penting dan kokoh bagi anak untuk mereka berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosial dan profesional di kemudian hari.

“Pembelajaran kooperatif juga dapat membantu mengembangkan sikap positif terhadap kerja tim, kerja sama, dan solidaritas. Hal ini akan berdampak positif pada kemampuan anak untuk menyelesaikan konflik, membangun hubungan yang baik, dan berkontribusi secara efektif di tempat kerja atau masyarakat di masa depan,” tuturnya.

Dody Tri menganjurkan sistem pembelajaran cooperative learning mulai diberlakukan terhadap anak sejak usia dini. Sistem ini bahkan penting mulai diterapkan mulai jenjang pendidikan terendah seperti PAUD/TK.

“Namun perlu diingat bahwa efektifitas semangat kerjasama atau gotong royong ini dipengaruhi oleh faktor lain seperti lingkungan sosial, pengalaman hidup, dan pola asuh yang diterima anak setelah TK/PAUD. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan memperkuat semangat bekerjasama melalui pembelajaran yang konsisten sepanjang pendidikan dan tumbuh kembang anak,” paparnya.

Pengalaman Penerapan Cooperative Learning

Menerapkan sistem cooperative learning di lingkungan sekolah dalam praktik belajar mengajar diakui awalnya tak mudah. Tantangan terbesarnya bagaimana mengajak mereka memahami pentingnya bekerja sama dalam mengerjakan suatu tugas agar mereka mau memecahkannya secara bersama-sama dalam sebuah tim.

Meski awalnya berantakan, seiring berjalannya waktu, anak-anak mulai memahaminya sehingga proses belajar mengajar pun terasa lebih hidup dan lebih menyenangkan. Rakhmad Syarif, salah satu fasilitator sekaligus pengajar dari Sekolah SMP 4 Kota Samarinda mengungkapkan, pada saat anak sudah menemukan pola bekerja sama dalam sebuah tim di dalam kelas, mereka jadi semakin tertarik untuk mengikuti proses belajar.

“Proses belajar mengajarnya jadi lebih fun, lebih menyenangkan,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Salamah, salah satu pengajar TK di Kota Samarinda. Dia mengatakan, memberikan pemahaman ke anak-anak TK untuk bekerja sama dalam permainan proses belajar awalnya cukup sulit. Namun ketika mereka mulai memahaminya, anak-anak TK mengikutinya dengan penuh kegembiraan.

Dia pun mencontohkan. Misalnya pada saat mereka memasukkan pemainan ke dalam box yang samping kanan, kiri, dan bagian atasnya memiliki lubang berbentuk segitiga, persegi panjang dan yang lainnya. Anak-anak TK saling bekerja sama bersemangat untuk memasukkan benda sesuai dengan bentuknya ke dalam box.

“Kalau dulu kita tidak pernah mengajarkan anak belajar kelompok. Dulu berkelompok tapi ngerjainnya sendiri-sendiri, tapi sekarang kita ajarkan anak-anak belajar berkelompok. Sekarang anak-anak sudah paham. Meski belum bisa baca, kesepakatan kelas mereka sudah hapal,” kata Salamah.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version