32 Biksu Thudong Dikawal sampai Perbatasan Kota Semarang , Kabar Terkini

Rakyatnesia – 32 Biksu Thudong Dikawal sampai Perbatasan Kota Semarang Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, padahal hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan 32 Biksu Thudong Dikawal sampai Perbatasan Kota Semarang ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Pemerintah Kota Semarang mengawal perjalanan 32 biksu yang melakukan ritual Thudong sampai ke perbatasan, yakni Ungaran, Kabupaten Semarang. Para biksu yang melakukan ritual Thudong atau berjalan kaki dari Thailand menuju ke Candi Borobudur dalam rangka peringatan Waisak itu, saat ini telah sampai di Kota Semarang.

”Kami akan kawal, berikan pendampingan sampai beliau-beliau di Ungaran, sampai perbatasan,” kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu seperti dilansir dari Rakyatnesia di Vihara Adi Dharma, Semarang, Minggu (28/5) malam.

Ita, sapaan akrab Hevearita juga akan menyiapkan pendampingan, termasuk fasilitas ambulans untuk mendampingi perjalanan para biksu tersebut. ”Kami tetap siap nanti jika diperlukan pendampingan-pendampingan, tadi juga membutuhkan ambulans akan kami siapkan. Yang penting beliau bisa lancar perjalanannya dan sampai di Candi Borobudur dengan selamat,” ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Saat ini, 32 biksu tersebut sudah berada di Vihara Adi Dharma Semarang dan akan bermalam sebelum melanjutkan perjalanan keesokan hari.

”Ini ada di Vihara Adi Dharma, Senin (29/5) mulai lagi start jam 5 (05.00 WIB). Beliau biksu Thudong ini mulai start, kemudian bermalam di Ambarawa dan di Kota Magelang, baru ke Candi Borobudur,” papar Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi toleransi yang ditunjukkan masyarakat setempat dalam menyambut kedatangan 32 biksu yang melaksanakan ritual “Thudong” berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur.

Menurut dia, masyarakat Kota Semarang telah mempraktikkan salah satu pelajaran toleransi kepada umat beragama lain dalam kehidupan nyata secara baik, bukan sekadar teori. ”Salah satu wujud toleransi beragama diwujudkan secara nyata. Tidak hanya teori-teori. Tidak hanya saudara yang beragama Buddha saja yang hadir, tetapi dari agama-agama lain juga,” tutur Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Sementara itu, Ketua DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah Tanto Harsono menjelaskan, 32 biksu Thudong itu masuk dari kawasan Tugu atau perbatasan dengan Kabupaten Kendal. Para biksu tersebut memiliki tujuan pertama di Kota Semarang, yakni Vihara Adi Dharma untuk melakukan upacara atau sembahyang sebelum beristirahat.

”Ini hari pertama memasuki Semarang dengan tujuan pertama di Vihara Adi Dharma, Widoharjo. Di vihara ada upacara simpel ya. Ada 32 bhante yang mengikuti ritual Thudong,” terang Tanto Harsono.

Di Vihara Adi Dharma, umat Buddha juga memadati tempat ibadah tersebut untuk menyambut kedatangan 32 biksu tersebut, dan bersembahyang bersama. Para biksu tersebut juga ke Gang Lombok, Bukit Wungkap Kasap Pudakpayung, Banyumanik, tempat Vihara 2.500 Buddha Jayanti, dan dilanjutkan ke Ambarawa.

”Nanti dari Ambarawa ke Magelang lewat jalan provinsi,” ucap Tanto Harsono.

Tanto Harsono juga berterima kasih karena para biksu tersebut sudah dijamu begitu memasuki Kota Semarang. ”Rasanya, di mana-mana sudah cukup welcome semua ya. Di sinipun kami cukup surprise karena sebelumnya mau di restoran. Kebetulan, Pak Camat bisa menampung dan menyediakan tempat, fasilitas,” ujar Tanto.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version