Mendikbudristek Nadiem Makarim Bakal Lakukan Rekrutmen pengajar lewat Marketplace , Kabar Indonesia

Sukisno

Mendikbudristek Nadiem Makarim Bakal Lakukan Rekrutmen pengajar lewat Marketplace , Kabar Indonesia
Bagikan

Rakyatnesia – Mendikbudristek Nadiem Makarim Bakal Lakukan Rekrutmen pengajar lewat Marketplace Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Mendikbudristek Nadiem Makarim Bakal Lakukan Rekrutmen pengajar lewat Marketplace ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Mulai tahun depan, bukan hanya kebutuhan sehari-hari yang bisa terpenuhi melalui marketplace. Kebutuhan pengajar di sekolah-sekolah pun akan dijawab lewat marketplace.

Terobosan baru itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI kemarin (24/5). Rapat itu juga dihadiri Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) serta Kementerian Keuangan. Nadiem mengatakan, konsep marketplace tersebut dibuat untuk mengatasi masalah kekurangan pengajar di sekolah hingga banyaknya pengajar honorer.

Menurut dia, permasalahan mengenai pengajar berakar dari siklus perekrutan yang tidak real time. pengajar bisa pindah, resign, pensiun, atau meninggal sewaktu-waktu, tetapi sekolah tidak bisa langsung melakukan penggantian lantaran harus menunggu perekrutan pengajar ASN yang terpusat.

”Sehingga ujung-ujungnya diselesaikan dengan rekrutmen honorer,” ungkapnya.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Sebut Angka Kemiskinan Ekstrem Menurun

Selama ini rekrutmen ASN pengajar dilakukan terpusat karena kekhawatiran pada jumlah dan kompetensi pengajar yang direkrut tidak sesuai kebutuhan. Padahal, sekolah paling tahu kebutuhannya seperti apa. Selain itu, apabila data yang dilaporkan sesuai, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) bisa mengawasi.

Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah akan membuat marketplace untuk pengajar. Para tenaga pendidik ini dibebaskan mendaftar dan memilih tempat sekolah tempatnya mengabdi. ”Akan ada suatu tempat di mana semua pengajar-pengajar yang boleh mengajar, masuk dalam suatu database yang bisa diakses oleh semua sekolah di Indonesia,” paparnya.

Ketika ini diterapkan, pola perekrutan yang tersentral di pusat otomatis berubah menjadi real time. Artinya, perekrutan bisa dilakukan langsung oleh sekolah kapan saja sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan formasi yang ditentukan oleh pusat berdasar dapodik dan sumber data lain. ”Ini bersifat dinamis setiap tahun, tergantung jumlah siswa berubah, formasi berubah,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Lawan Argentina, Jangan Gemetar karena Ada Messi

Lalu, siapa saja yang bisa masuk dalam marketplace itu? Nadiem mengatakan, ada dua kategori pengajar yang bisa masuk dalam sistem. Pertama, honorer yang sudah mengikuti seleksi calon pengajar ASN. Ketika dinyatakan lulus passing grade, yang bersangkutan bisa masuk dalam database.

Kedua, lulusan pendidikan profesi pengajar (PPG) prajabatan. Pada kategori ini, pengajar-pengajar baru yang sudah lulus PPG akan masuk dalam marketplace terintegrasi ini. ”Semua pengajar honorer yang lulus seleksi dan lulus PPG prajabatan dipersilakan mendaftarkan diri ke dalam marketplace ini,” paparnya.

Kebijakan tersebut akan dibarengi dengan pengalihan penganggaran. Alokasi gaji dan tunjangan pengajar ASN yang sekarang ada di pemda akan berpindah ke sekolah. Sama seperti anggaran dana BOS yang kini langsung ditransfer ke sekolah tanpa melewati pemda terlebih dahulu. Nadiem memastikan dana akan benar-benar dikunci untuk pembayaran gaji dan tunjangan pengajar yang direkrut lewat marketplace. Sebab, pembayaran pengajar ASN akan menggunakan sistem pembelanjaan sekolah. Dengan begitu, tidak ada lagi pengajar yang dibayar seadanya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Usulkan 6.141 pengajar Honorer Menjadi PPPK

”Kalau seorang pengajar tadi yang sudah lolos passing grade sudah direkrut oleh sekolah, maka otomatis menjadi ASN, otomatis menjadi PPPK. Jadi ini mekanisme efisien pada saat ada posisi terbuka,” jelas mantan bos Gojek tersebut.

Dikutip dari Jawa Pos

Bagikan

Also Read

Tags