Coba Jelaskan Tujuan Penulisan Kronik Oleh Para Musafir dan Pendeta, Ini Dia!

Nur Chafshoh

Coba Jelaskan Tujuan Penulisan Kronik Oleh Para Musafir dan Pendeta, Ini Dia!
Bagikan

Rakyatnesia.com – Sekilas akan kami bahas pada pada pembukaan mengenai tujuan dituliskannya kronik oleh Musafir dan juga pendeta. Namun pada artikel ini akan kami jelaskan secara gamblang mulai dari apa itu kronik, dan sekaligus tujuannya secara detail, yuk baca artikel sampai tuntas!

Yuk kita coba bedah tentang pertanyaan, jelaskan tujuan penulisan kronik oleh para musafir dan pendeta pada artikel ini!

Para musafir serta pendeta hendak menulis kronik cocok dengan tujuan mereka tiba ke daerah tersebut. mereka hendak menulis seluruh peristiwa berarti yang terjalin serta masa tersebut. para musafir menetap pada sesuatu wilayah buat menuangkan keelokan alam serta keramahan penduduk dalam tulisannya. sebaliknya para pendeta menetap sebab kemauan meningkatkan agama yang dianutnya ataupun mau menyelidiki lebih jauh ataupun buat memperdalam ajaran agama yang dianutnya.

Apa Itu Kronik serta Definisinya

Saat sebelum kita mangulas penafsiran kronik, kita hendak bedah sebagian kata yang masih berhubungan dengan kronik, yuhu!

1. Kronologi bersumber pada hari peristiwa ataupun tahun terbentuknya peristiwa sejarah. 2. Kronik merupakan catatan tentang waktu terbentuknya sesuatu peristiwa sejarah. 3. Sinkronik merupakan seluruh suatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjalin pada sesuatu masa.

Kronik merupakan catatan peristiwa bagi urutan waktu kejadiannya.

Walaupun penulis kronik mendapatkan data secara bermacam- macam, sebagian kronik ditulis dari pengetahuan pelakon, sebagian dari saksi ataupun partisipan dalam peristiwa, ataupun lewat mulut ke mulut. Sebagian bahan- bahan tertulis merupakan piagam, pesan, ataupun karya- karya penulis sejarah lebih dahulu. Yang lain berbentuk cerita tentang asal- usul yang tidak dikenal sehingga mempunyai status mitos. Penyalin kronik pula mempengaruhi dalam perihal penyalinan kreatif, dengan melaksanakan koreksi, memperbarui ataupun melanjutkan suatu kronik dengan data yang tadinya tidak ada untuk penulis asli.

Salah satu contoh kronik di Indonesia merupakan Kronik Revolusi Indonesia yang disusun oleh Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Subagyo Toer serta Ediati Kami

Kronik sejarah merupakan metode penyajian sejarah secara kronologis( kejadiannya ditulis bersumber pada urutan waktu). Contoh:

17Agustus 1945- Pada bertepatan pada inilah proklamasi kemerdekaan Indonesia dicoba.

26 Maret 1966- Pada waktu ini, para pejuang lain menolak membagikan Kota Bandung ke tangan sekutu.

Tujuan Penyusunan Kronik Oleh Musafir serta Pendeta

Para musafir serta pendeta hendak menulis kronik cocok dengan tujuan mereka tiba ke daerah tersebut. mereka hendak menulis seluruh peristiwa berarti yang terjalin serta masa tersebut. para musafir menetap pada sesuatu wilayah buat menuangkan keelokan alam serta keramahan penduduk dalam tulisannya. sebaliknya para pendeta menetap sebab kemauan meningkatkan agama yang dianutnya ataupun mau menyelidiki lebih jauh ataupun buat memperdalam ajaran agama yang dianutnya.

Terdapat pula yang berkata kalau tujuannya merupakan tiap tmpt, posisi, adat istiadat yg ditemui ataupun disinggahi oleh musafir bisa dikenal sejarahnya, kpn terbentuknya, dimana terbentuknya dsb. perihal ini dicoba musafir dngn metode menulis apa saja yg mereka amati ataupun mereka temukan di sesuatu tmpt yg merreka datangi.

Dengan demikian Tjuan dari Musafir menulis kronik semacam buat menuangkan keelokan alam serta keramahan penduduk dalam tulisannya, sebaliknya pendeta menuliskan kronik buat meningkatkan agama yang dianutnya ataupun mau menyelidiki lebih jauh ataupun buat memperdalam ajaran agama yang dianutnya.

Berartinya Kronik Untuk Musafir serta Pendeta Selaku Konsep Dakwah

Dalam menekuni sejarah, terlebih yang waktu terbentuknya di masa yang sangat dulu sekali, dibutuhkan bukti- bukti pendukung. Salah satu fakta sejarah merupakan KRONIK. Kronik dimaksud selaku catatan sesuatu peristiwa yang disusun sedemikian rupa bersumber pada pada urutan waktu terbentuknya peristiwa tersebut. Kronik ini contohnya merupakan CATATAN Ekspedisi yang terbuat pada musafir, turis, pendeta serta lain sebagainya yang melaksanakan ekspedisi dari tempat satu ke tempat lain kemudian menggambarkan melalui tulisan/ catatan apa saja yang mereja jumpai di tempat- tempat tersebut.

Selaku catatan sejarah, kronik tidak senantiasa berisi pengetahuan langsung dari pelakon selaku bagian dari pengalaman dirinya. Ada pula kronik yang dituliskan bersumber pada penjelasan saksi, pelakon peristiwa ataupun cerita yang didapat dari mulut ke mulut. Buat kronik musafir Tiongkok yang dijadikan fakta sejarah, senantiasa dituliskan langsung oleh yang bersangkutan. Sebagian kronik dari musafir Tiongkok ini jadi fakta pendukung eksistensi kerajaan- kerajaan besar di Indonesia sebab banyak musafir ini yang sempat berkunjung ke situ serta menuliskan apa- apa yang mereka amati semacam kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi serta kepercayaan- kepercayaan yang berlaku.

Bersumber pada penelusuran serta pencarian novel, tidak ditemui terdapatnya nama spesial untuk tulisan pada bambu oleh musafir Tiongkok. Walaupun begitu, ada istilah spesial untuk catatan ekspedisi para pendeta, turis, pujangga tercantum musafir Tiongkok yang dituliskan pada kondisi tertentu. Istilah spesial tersebut merupakan KRONIK.

Kesimpulan

Kronik, kronologi dan urutan sejarah yang telah dituliskan di sebuah catatan dan menjadi arsip, memang sengaja ditinggalkan oleh orang-orang zaman terdahulu, baik para musafir, pendeta, bahkan pendakwah yang datang ke sebuat tempat agar bisa menjadi jejak sejarah yang selalu dikenang.

Begitu juga yang telah dilakukan oleh Ibu Batutah yang juga menggunakan konsep mencatat sejarah atau kronik.

Sebuah negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya yang besar dan indah,” tulis Ibnu Batuthah ketika menggambarkan kekagumannya. Wah Bagaimana, kita sudah mengerti tentang misteri kenapa harus ditulis, dalam hal ini tujuan adanya kronik yang berupa arsip?

Semoga dari penjelasan tentang pertanyaan, jelaskan tujuan penulisan kronik oleh para musafir dan pendeta bisa menjadi jawaban yang memuaskan ya, salam dari kami Rakyatnesia.com.

Bagikan

Also Read