Satlantas Polres Gresik Ajak Berbuka Puasa Bersama Peserta Coaching clinic SIM

Sukisno

Bagikan

GRESIK (RAKYAT INDEPENDEN) – Tingginya angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas ) di wilayah hukum Polres hukum Polres Gresik, yang dipicu oleh pelanggaran lalu lintas mendapatkan perhatian dari Satlantas Polres Gresik.

Banyaknya laka lantas, diawali dari adanya pelanggaran termasuk pengendara yang tak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Hanya saja, saat ini muncul keluhan dari masyarakat terutama para pekerja pabrik yang mengaku sulit dalam pengurusan SIM yang menjadi syarat untuk mengendarai kendaraan bermotor.

Kasat Lantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto,SH,SIK, menangkap keluhan masyarakat itu dengan menggelar coaching clinic bagi para pekerja yang kesulitan dalam pengurusan SIM tersebut.

Dengan dibantu 6 (enam) anggota sebagai penguji, Kasat Lantas melakukan coaching clinic kepada masyarakat yang dilakukan di lapangan uji SIM Satlantas Polres Grresik yang di berada di Jalan Randuagung, Gresik, Jawa timur itu.

Kegiatan coaching clinic tersebut memperoleh perhtian dari para buruh yang ada di wilayah Kabupaten Gresik. Tampak puluhan pekerja yang tergabung dalam FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) yang ikut serta dalam pelatihan untuk memperoleh lisensi berkendara itu sehingga bisa memperoeh SIM.

“Kegiatan coaching clinic ini dimulai sekitar pukul 16:00 wib, sembari menunggu waktu berbuka puasa yang biasa disebut ngabuburit itu,” ungkap Kasat Lantas Polres Gresik AKP Whika Ardilestanto, Senin (21/5/2018).

Dengan didampingi Kanit Regindent Iptu Engkos Sarkosi, Kasat Lantas Polres Gresik AKP Whika Ardilestanto menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan tersebut adalah untuk merespon permintaan dari FSPMI terkait masih banyaknya pekerja pabrik yang belum memiliki SIM.

“Para pekerja pabrik yang mengikuti program coaching clinic atau pelatihan mengendarai kendaraan bermotor untuk memperoleh SIM atas kesadaran mereka sendiri,” ujarnya, Senin (21/5/2018).

Whika menyebut tingkat kecelakaan yang melibatkan para pekerja di Gresik ini mencapai 70 persen. Angka tersebut hampir sama dengan tingkat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para pekerja.

“Karyawan yang terlibat laka lantas maupun yang terkena tindak tilang mencapai 70 persen lebih,” paparnya.

Perlu diketahui, dalam penerbitan SIM kepada pemohon, pihak Satlantas Gresik cukup selektif dan anti calo. Hal ini dilakukan untuk menekan tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan. Sehingga, para pemohon SIM itu harus mengikuti proses ujian dan praktek. Kalau sudah layak baru memperoleh SIM.

Tampak, dalam pelatihan berkendara ini banyak pengendara yang gagal melewati lintasan zig zag dan angka 8. Kegiatan yang terbanyak diikuti pemohon SIM roda dua ketimbang pengemudi roda empat itu, juga banyak yang telah berhasil melintasi patok zig zag.

Usai mengikuti pelatihan, mereka lalu diajak buka puasa bersama (bukber) yang telah disediakan oleh Satlantas Gresik. Sedangkan di pintu masuk Kantor Satpas SIM, para petugas membagi-bagikan takjil secara gratis kepada pengendara yang sedang melintasi depan Kantor Satlantas Polres Gresik tersebut.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar