AHY Ingatkan Anies: Siapapun Presidennya Nanti akan Terbebani Utang Negara , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – AHY Ingatkan Anies: Siapapun Presidennya Nanti akan Terbebani Utang Negara Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel AHY Ingatkan Anies: Siapapun Presidennya Nanti akan Terbebani Utang Negara ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

 

Rakyatnesia.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan terkait tingginya utang negara. AHY meyebut, siapapun yang akan menjadi Presiden RI akan terbebani besarnya utang negara, yang saat ini tercatat lebih dari Rp 7.800 triliun. 

 

“Bertambah lebih dari Rp 5.000 triliun sejak 8 tahun yang lalu. Jauh di atas keamanan fiskal negara kita,” kata AHY saat menghadiri acara puncak Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5).

 

Putra Presiden ke-6 RI SBY ini menyebut, siapapun yang akan menjadi pemimpin Indonesia, akan terbebani dengan tingginya utang negara. “Para tokoh nasional, termasuk Pak Jusuf Kalla, mengingatkan siapapun presiden ke depan, siapapun yang akan memerintah ke depan, akan terbebani dengan utang yang sangat berat. Jadi, Mas Anies Baswedan, ini merupakan tantangan terbesar nanti. Jika Insya Allah Tuhan menakdirkan Mas Anies menjadi Presiden Republik Indonesia,” ucap AHY.

 

Sementara itu, dari segi penegakan hukum, lanjut AHY, banyak yang merasakan praktik penegakan hukum yang seolah tajam ke bawah tumpul ke atas, tajam ke lawan tumpul ke kawan. “Kita tahu mengamankan kawan politik dari proses hukum adalah obstruction of justice atau menghalangi penegakan hukum. Sedangkan menggunakan instrumen hukum untuk menghabisi lawan politik, namanya abuse of power. Penyalahgunaan kekuasaan kedua-duanya tidak sepatutnya terjadi di negeri tercinta Indonesia ini,” tegas AHY.

 

Sementara itu, AHY menilai kualitas demokrasi mengalami kemunduran. Yang berani bersuara, seolah-olah dianggap sebagai musuh negara.

 

“Bukankah negeri ini milik kita semuanya? Jangan sampai ada masyarakat yang merasa terbungkam, takut bersuara di negerinya sendiri,” jelas AHY.

 

AHY menegaskan, agenda perubahan dan perbaikan, khususnya  bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat, di bidang penegakan hukum dan keadilan, serta di bidang demokrasi dan kebebasan sipil inilah yang menyatukan ketiga partai (Demokrat, PKS NasDem) dalam koalisi.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version