Hari Preeklampsia Sedunia, Angka Kematian Ibu Melahirkan di Jatim Turun , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Hari Preeklampsia Sedunia, Angka Kematian Ibu Melahirkan di Jatim Turun Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Hari Preeklampsia Sedunia, Angka Kematian Ibu Melahirkan di Jatim Turun ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Guna meningkatkan kesadaran tentang preeklamsia dan tanda-tanda bahaya yang mengancam jiwa, setiap 22 Mei diperingati Hari Preeklampsia Sedunia. Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Kondisi itu biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau setiap ibu hamil waspada dan tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi preeklampsia dan komplikasi dengan rajin melakukan screening. Pemeriksaan dan screening wajib dilakukan terutama bagi ibu hamil risiko tinggi.

”Ibu hamil harus rajin dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala pada bidan maupun puskesmas terdekat. Sebab dengan pemeriksaan rutin, potensi bahaya preeklampsia bisa dihindari,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi pada Hari Preeklampsia Sedunia, Senin (22/4).

Baca Juga: Gubernur Jatim Ajak Teladani Semangat Nasionalisme dan Intelektualitas Ulama Kelas Dunia

Gubernur Khofifah mengajak para ibu hamil melakukan deteksi dini di pusat layanan kesehatan setempat. Itu untuk mengetahui berapa besar potensi terjadi preeklampsia.

”Jadi ketika nakes melihat adanya potensi (preeklampsia) langkah tindakan akan segera dilakukan,” ujar Khofifah.

Khofifah menyebut, kematian ibu masih menjadi masalah di beberapa daerah. Dalam upaya menekan angka kematian ibu khususnya karena faktor preeklampsia bisa diselesaikan dengan meningkatkan mutu layanan, kolaborasi antar puskesmas, RS, dinkes, perawat, dan Obgin.

Baca Juga: Bertemu PMI Asal Jatim di Hongkong, Gubernur Khofifah Tawarkan Pelatihan Ekonomi Digital

”Jadi akses layanan kesehatan ini harus lebih mudah. Kolaborasi lebih intensif. RS, puskesmas, ibu, obgin, dan perawat, diedukasi. RS lebih cepat respons, pelayanan lebih baik agar ibu tertolong,” jelas Khofifah.

Sementara itu, upaya Pemprov Jatim menekan angka kematian ibu (AKI) membuahkan hasil menggembirakan. Berdasar data Dinas Kesehatan Jawa Timur, jumlah kematian ibu pada 2022 sebanyak 499 kasus. Angka itu jauh lebih rendah dibanding 2022 yakni 1.279 kasus.

”Seluruh upaya yang memungkinkan peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi Ibu hamil akan kami prioritaskan. Karena sekali lagi, preeklampsia adalah permasalahan yang harus segera dituntaskan,” ucap Khofifah.

Baca Juga: Khofifah Ajak Masyarakat Optimistis Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi

Khofifah menambahkan, pencegahan dan penanganan preeklampsia sangat bergantung pada kondisi layanan kesehatan. Oleh sebab itu, setiap unit pelayanan kesehatan untuk turut menjadi garda terdepan.

”Garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat baik pemprov hingga tenaga kesehatan dan para penyuluh harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang preeklampsia,” kata Khofifah.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version