Memorialisasi Peristiwa Mei 1998 lewat Diskusi dan Materi Pelajaran , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Memorialisasi Peristiwa Mei 1998 lewat Diskusi dan Materi Pelajaran Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, meski sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Memorialisasi Peristiwa Mei 1998 lewat Diskusi dan Materi Pelajaran ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

KEBEBASAN berekspresi, menguatnya kontrol sosial dan politik yang lebih transparan merupakan buah manis peristiwa Mei 1998. Namun, tidak semua sadar dan ingat bahwa ada pengorbanan di balik kebaikan itu. Maka, ingatan atas peristiwa tersebut harus terus dijaga sebagai pembelajaran.

Tahun ini, tepat 25 tahun reformasi, Komnas Perempuan menggulirkan memorialisasi bertajuk Napak Reformasi Tragedi Mei 1998. Sasaran utamanya adalah institusi pendidikan, khususnya perguruan tinggi. “Karena kampus juga menjadi bagian dari gerakan reformasi,” ujar Komisioner Komnas Perempuan Veryanto Sitohang saat diwawancarai Jawa Pos pekan lalu.

Kampus, lanjut Very, menjadi tempat kekerasan terhadap perempuan dalam peristiwa tersebut. Para korban tidak hanya mengalami kekerasan fisik, tapi juga seksual dan psikis. Akibatnya, para korban mengalami trauma berkepanjangan. Tidak sedikit yang kemudian gagal menamatkan studi.

”Hal ini yang membuat Komnas Perempuan melihat bahwa memorialisasi penting dilakukan di kampus,” imbuhnya.

Dari sisi akademis, memorialisasi bisa diupayakan dengan memasukkan peristiwa Mei 1998 ke dalam kurikulum. Dengan demikian, generasi muda mendapatkan informasi yang utuh. ’’Bisa juga dengan membuat kajian dan literasi atau karya sastra tentang tragedi Mei ’98 yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa di kampus masing-masing pada waktu itu,” tutur Very.

Di Universitas Negeri Medan misalnya. Sejak 2020, Komnas Perempuan rutin menyelenggarakan diskusi dan kuliah umum terkait reformasi. “Rencananya, akan dibuat juga monumen sebagai situs Mei ’98 di Medan,” ungkapnya.

Di Surabaya, Universitas Ciputra juga secara berkala menggelar diskusi tentang kekerasan seksual dalam peristiwa Mei 1998 tersebut sejak 2022. Sementara itu, Universitas Airlangga mengagendakan pameran foto tentang tragedi kemanusiaan tersebut pada tahun ini. ’’Di kampus lain juga banyak agenda untuk memperingati 25 tahun reformasi tahun ini. Ini merupakan bentuk memorialisasi, merawat ingatan,” kata Very.

Terpisah, Sekretaris Musyawarah pengajar Mata Pelajaran (MGMP) DKI Jakarta Zia Ulhaq menyatakan bahwa memorialisasi serupa juga diterapkan pada level sekolah. Peristiwa Mei 1998 tertuang dalam salah satu materi pelajaran sejarah. ”Di Permendikbud 37 Tahun 2018, tertuang jelas kok. Jadi salah satu kompetensi dasar,” ujarnya.

Sementara itu, anggota MGMP DKI Jakarta Dimas Eka mengaku masih ada materi pelajaran yang perlu disempurnakan. “Masih ada narasi yang fakta-fakta sejarahnya belum terbuka secara jelas,” tegasnya. (far/c6/hep)

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version