Rakyatnesia.com – Di berbagai wilayah Usaha Mikro Kecil Dan Menengah atau UMKM menjadi salah satu sektor usaha yang mengalami pukulan terkeras karena wabah Covid-19. Hal tersebut juga terjadi Kabupaten Lamongan.
Namun dengan adanya momen lebaran ternyata memberikan pelaku UMKM Di Lamongan ini sedikit nafas.
Seperti yang diungkapkan oleh Istiyah, pemilik Chanda Bakery, yang beralamat di Dusun Ngaglik, Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, bahwa omzetnya turun drastis sejak Covid-19 mewabah.
Hal itu terjadi lantaran banyak acara dibatalkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang berimbas pada sepinya pesanan.
“Seperti acara nikahan kan dicancel, acara-acara lainnya juga dicancel, jadi persenan sepi, turun kira-kira sekitar 40-50 persen-an,” kata Istiyah, kepada TIMES Indonesia, Rabu (20/5/2020).
Situasi tersebut membuat Istiyah harus memutar otak untuk dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya.
Datangnya bulan Ramadan pun benar-benar dimanfaatkan ibu dua anak tersebut untuk memproduksi jajanan untuk lebaran.
“Kan sebentar lagi lebaran, jadi saat ini masih bisa ditutupi dengan produksi jajanan lebaran,” tuturnya.
Diakui Istiyah, selama bulan Ramadan, dirinya hanya memproduksi jajanan lebaran, dari pada kue maupun roti, karena memang tidak ada pesanan.
“Kalau camilan-camilan itu ya macam-macam, ada kacang sembunyi, pring-pringan, cumi pedas, bistik, kembang jambu dan lainnya,” ujar Istiyah.
Berbagai macam camilan yang diproduksi Chanda Bakery tersebut dipasarkan dengan cara dititipkan ke toko-toko camilan. Namun ada juga pembeli yang datang langsung ke kediaman Istiyah.
Istiyah mengatakan, tingginya permintaan kue lebaran cukup membantu UMKM miliknya untuk bertahan di tengah wabah Covid-19. “Saat ini memang masih bisa bertahan, tapi nggak tau lagi kalau setelah Ramadhan,” tutur Istiyah.