Tekno

Tips Menghindari FOMO, Buat Anda Trading Mania

Rakyatnesia – BUat para generasi milenial seperti sekarang ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah FOMO bukan, atau mungkin ada yang belum tahu. Baiklah akan kami sedikit jelaskan.

Apa Itu FOMO ?

FOMO Adalah : fenomena yang berkaitan dengan perasaan selalu ingin merasa menang dan tidak ingin tertinggal oleh yang lain. Rupanya FOMO tidak hanya berpengaruh pada hubungan sosial seseorang saja, namun juga berdampak pada finansial.

Kepanjangan FOMO adalah Fear of Missing Out, artinya seseorang takut untuk tertinggal dengan segala hal. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Dr. Andrew K. Przybylski di tahun 2013. FOMO adalah sindrom yang membuat orang yakin bahwa setiap momen berharga orang lain tidak boleh Ia lewatkan.

Pasalnya, FOMO adalah sifat yang membuat seseorang rela menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang cenderung tidak penting sehingga berdampak buruk pada finansial Anda. Lebih dari itu, sekitar 69% milenial terpengaruh oleh FOMO saham.

Dalam konteks sosial, FOMO dapat muncul ketika seseorang merasa perlu untuk selalu hadir dalam semua kegiatan atau acara sosial agar tidak melewatkan pengalaman yang seru atau penting. Orang dengan FOMO mungkin merasa khawatir bahwa mereka akan ketinggalan atau diabaikan oleh teman-teman mereka jika mereka tidak ikut serta.

FOMO juga dapat muncul dalam konteks konsumsi atau pembelian barang. Seseorang mungkin merasa terdorong untuk membeli suatu produk atau mengikuti tren tertentu karena takut akan kehilangan kesempatan atau keuntungan yang mungkin didapatkan.

Secara umum, FOMO mengacu pada perasaan kekhawatiran atau kecemasan karena merasa akan melewatkan sesuatu yang menarik atau penting. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks sosial dan konsumsi, terutama dalam era media sosial yang terhubung erat dengan berbagai aktivitas dan pengalaman.

Istilah FOMO dalam Saham

Dalam konteks saham, FOMO (Fear of Missing Out) mengacu pada perasaan kekhawatiran atau kecemasan investor karena merasa akan melewatkan peluang investasi yang menguntungkan atau lonjakan harga saham yang signifikan. FOMO dalam saham Menjadi pintu ketika investor melihat saham-saham tertentu mengalami kenaikan harga yang dramatis dan mereka merasa tertinggal dari potensi keuntungan tersebut.

FOMO dalam saham dapat mempengaruhi perilaku investor dengan cara berikut:

Pembelian Emosional: Investor yang mengalami FOMO mungkin tergoda untuk membeli saham yang sedang populer atau mengalami kenaikan harga tanpa melakukan analisis yang mendalam. Mereka khawatir akan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan yang cepat.

Overtrading: FOMO dapat mendorong investor untuk terus melakukan transaksi jual beli saham dengan frekuensi tinggi tanpa strategi atau pemikiran yang matang. Mereka takut akan melewatkan peluang singkat dan sering kali melakukan perdagangan berdasarkan sentimen dan tren pasar yang sedang berlangsung.

Ignoransi terhadap Risiko: Investor yang terpengaruh oleh FOMO mungkin mengabaikan risiko yang terkait dengan saham yang sedang tren atau populer. Mereka cenderung fokus pada potensi keuntungan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor fundamental yang mendasari perusahaan atau pasar.

Cara Mengindari FOMO

Menghindari FOMO (Fear of Missing Out) dalam trading saham adalah penting untuk mengambil keputusan investasi yang rasional dan mengurangi risiko. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda menghindari FOMO dalam trading:

  1. Rencanakan Strategi: Buatlah rencana trading yang jelas dan tetap berpegang pada strategi tersebut. Tentukan parameter yang jelas untuk masuk dan keluar dari perdagangan, serta batasan risiko yang dapat Anda terima. Dengan memiliki rencana yang baik, Anda akan lebih mampu menahan diri dari terpengaruh oleh tren jangka pendek atau pergerakan harga yang emosional.
  2. Lakukan Analisis Fundamental dan Teknikal: Sebelum melakukan trading, lakukanlah analisis fundamental dan teknikal pada saham yang ingin Anda beli. Evaluasilah kondisi keuangan perusahaan, prospek bisnisnya, dan faktor-faktor fundamental lainnya. Selain itu, gunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi level support dan resistance, serta sinyal-sinyal perdagangan yang objektif. Dengan melakukan analisis yang matang, Anda dapat mengambil keputusan berdasarkan fakta dan data, bukan berdasarkan sentimen atau tren pasar yang sedang berlangsung.
  3. Tetap Tenang dan Patuhi Disiplin: Penting untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan trading. Jika Anda melewatkan kesempatan perdagangan yang mungkin terlihat menarik, ingatlah bahwa pasar selalu menyediakan peluang lain di masa depan. Patuhi rencana trading Anda dan tetap disiplin terhadap strategi yang telah Anda tentukan.
  4. Kelola Emosi: Keserakahan dan ketakutan adalah emosi yang seringkali memicu FOMO. Sadari bahwa emosi ini dapat mempengaruhi kemampuan Anda dalam mengambil keputusan yang objektif. Pertimbangkan untuk menggunakan stop loss dan take profit order yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengendalikan risiko dan mengurangi pengaruh emosi dalam trading.
  5. Fokus pada Rasio Risiko dan Imbal Hasil: Ingatlah bahwa trading adalah tentang manajemen risiko dan peluang. Sebelum memasuki perdagangan, pertimbangkan rasio risiko dan imbal hasil yang mungkin Anda dapatkan. Pastikan potensi keuntungan sebanding dengan risiko yang Anda ambil. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang risiko dan imbal hasil, Anda dapat menghindari terjebak dalam FOMO yang mungkin mendorong Anda untuk mengambil risiko yang tidak masuk akal.
  6. Belajar dari Pengalaman: Tinjau kembali perdagangan yang telah Anda lakukan dan pelajari dari setiap keputusan yang diambil. Evaluasilah apakah keputusan Anda didasarkan pada analisis yang matang atau hanya dipengaruhi oleh FOMO. Dengan belajar dari pengalaman masa lalu, Anda dapat meningkatkan kemampuan trading Anda dan menghindari jatuh ke dalam pola pikir FOMO di masa depan.

moch akbar fitrianto

Jurnalis Dari Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 10 tahun. Tulisan berita Lamongan, umum, prediksi bola , dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button