Forensik Polda Bali Temukan Kekerasan di Tubuh Korban Perempuan WNA Tiongkok , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Forensik Polda Bali Temukan Kekerasan di Tubuh Korban Perempuan WNA Tiongkok Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, walaupun sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Forensik Polda Bali Temukan Kekerasan di Tubuh Korban Perempuan WNA Tiongkok ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Bali bersama ahli forensik RSUP Ngoerah, Sanglah, Denpasar, menemukan ada tindakan kekerasan di tubuh perempuan WNA Tiongkok, Cheng Jianan, 22, yang dilakukan pacarnya Li Chiming, 25, sebelum ditemukan meninggal dunia.

”Dari hasil otopsi terhadap jenazah CJ, ada beberapa hal yang melemahkan korban ini yakni dibuat lemah atau mungkin tidak sadar, lalu dimasukkan bathub,” kata ahli forensik RSUP Sanglah Denpasar dokter Dudut Rustyadi seperti dilansir dari Rakyatnesia.

Dia mengatakan, temuan yang melemahkan kondisi korban yakni luka memar di dahi. ”Artinya ada trauma di kepala yang mungkin dapat membuat korban tidak sadar atau penurunan kesadaran sehingga dimudahkan untuk dimasukkan bathub. Kondisi kedua yang melemahkan korban adalah adanya luka lecet yang berbentuk garis yang disebabkan jeratan (leher),” tutur Dudut Rustyadi.

Dari hasil penelitian bersama Dokter Kunthi Yulianti, ditemukan bahwa sebelum korban CJ meninggal dunia dalam bathub kamar mandi hotel di Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, 1 Mei, LC diduga melakukan kekerasan yang menyebabkan CJ kehilangan kesadaran.

”Kematian CJ karena adanya cairan yang masuk saluran pernapasan korban. Korban (CJ) dimasukkan dalam bathub, tetapi dalam kondisi masih hidup, penurunan kesadaran atau lemah. Begitu masuk dalam bathtub ada cairan yang masuk itu yang membuat korban menjadi meninggal. Setelah melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap CJ, LC selanjutnya melakukan tindakan bunuh diri,” kata dokter Dudut.

Dokter Dudut mengatakan, dari hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah perempuan JC, tim forensik menemukan ada beberapa luka memar pada permukaan yang tersebar di beberapa daerah tubuh dimulai dari dahi bagian kiri, pada anggota gerak mulai dari bahu kanan, lengan bawah, tungkai bawah dan lutut.

Selain luka memar tersebut, ahli juga menemukan luka lecet pada leher bagian depan kiri dan kanan yang berbentuk garis dengan panjang bervariasi mulai dari 2 cm sampai 5 cm. Selanjutnya, kata Dudut, mereka melakukan pemeriksaan organ dalam untuk mencari sebab luka memar di dahi dan leher CJ. Pada saluran pernapasan, dokter menemukan ada busa dari mulut dan hidung korban.

”Selanjutnya dari pemeriksaan organ-organ dalam, kami menemukan ada tanda-tanda mati lemas atau kekurangan oksigen. Dari temuan-temuan tersebut, kami simpulkan bahwa luka-luka tersebut akibat kekerasan benda tumpul. Untuk busa halus tersebut itu sesuai dengan orang yang meninggal karena tenggelam,” kata dokter Dudut.

Selanjutnya, kata dia, luka lecet seperti garis di leher itu sesuai dengan peristiwa penjeratan, sehingga dari temuan-temuan tersebut, ahli menyimpulkan bahwa penyebab kematian korban inisial JC adalah akibat masuknya air ke dalam saluran pernapasan korban yang menyebabkan korban mati lemas.

Sementara itu, Dokter Kunthi Yulianti yang mengotopsi jasad Li Chiming menjelaskan, penyebab kematian pada jenazah LC adalah kekerasan tajam pada leher yang mengakibatkan terputusnya pembuluh darah balik bagian kanan dan kiri yang menimbulkan pendarahan.

”Dari pemeriksaan otopsi, kami simpulkan bahwa luka-luka yang ada pada leher kanan dan kiri, kedua punggung tangan kalo kami lihat dari luka terbuka yang bergerombol ada yang dalam, juga luka lecet gores itu merupakan luka-luka biasa terjadi pada orang yang melukai dirinya sendiri,” kata Kunthi Yulianti.

Dokter Kunthi menjelaskan dari pemeriksaan luar, terdapat 20 luka yang tersebar pada tubuh berupa luka-luka terbuka yang di setiap lokasinya bergerombol, kemudian ada luka lecet gores dan luka memar. Setelah dianalisis, luka-luka tersebut disebabkan kekerasan benda tajam yang khas merupakan luka-luka iris.

”Dari pemeriksaan dalam, kami temukan luka terbuka yang bergerombol di leher kanan dan kiri itu menyebabkan terputus atau terpotongnya pembuluh darah balik yang disebut pembuluh vena jugularis eksterna,” tutur Kunthi Yulianti.

Selain itu, juga ditemukan organ-organ dalam yang tampak pucat dan darah yang sedikit pada saat jasad LC diotopsi. Pada akhirnya, tim dokter ahli forensik RSUP Sanglah menyimpulkan bahwa LC melukai diri sendiri. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis tempat luka, di mana luka-luka tersebut adalah luka-luka yang terjangkau artinya yang bisa diraih diri sendiri.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version