Para Tokoh Lintas Agama di Bojonegoro, Ajak Menjaga Keutuhan NKRI dan Menolak People Power

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Setelah para tokoh Islam di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, menolak  adanya People Power. Kini giliran tokoh agama Kristen di Bojonegoro juga menolak adanya aksi people Power. Ini menjadi bukti, bahwa para tokoh agama di Bojonegoro menolak People Powe, karena itu gerakan inskonstitusional. 

Hal itu terungkap, saat Pendeta Stefanus menghadiri acara Forum Grup Diskusi (FGD) yang diselenggarakan oleh Polres Bojonegoro, yang bertujuan untuk cipta kondisi menciptakan situasi yang aman dan kondusif selama bulan Ramadhan 1440 H di wilayah Hukum Polres Bojonegoro. Acara mengambil tempat di Aula AP 1 Rawi Polres Bojonegoro, Rabu (15/05/2019) sore.

Saat memberikan sambutan, Pendeta Stefanus mengatakan bahwa mengenai hasil Pemilu 2019, dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Mei 2019 nanti.

Lanjut Pendeta Stefanus, apapun hasilnya nantinya agar seluruh elemen masyarakat harus ikhlas menerima, hasil resmi yang telah diputuskan oleh KPU kerana itu merupakan hasil dari suara rakyat saat melakukan pemungutan suara Pemilu tanggal 17 April 2019 lalu.

“Apapun hasilnya nanti, tetap rakyat yang menang. Karena itu merupakan hasil aspirasi rakyat Indonesia”, ucap Pendeta Stefanus.

Usai pelaksanaan Pemilu, Pendeta Stefanus juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu sebagai saudara setanah air siapaun pemimpinnya nanti yang terpilih.

“Mari kita membangun komunikasi dengan baik antar sesama agar tidak mudah terhasut oleh berita atau isu yang tidak benar atau berita hoax,  sehingga dapat membuat perpecahan bangsa,” ungkapnya.

Pendeta Stefanus saat menjadi nara sumber di acara Forum Grup Diskusi (FGD) yang diselenggarakan oleh Polres Bojonegoro, di Aula AP 1 Rawi Polres Bojonegoro, Rabu (15/05/2019) sore.

Masih menurut Pendeta Stefanus, sebaiknya masyarakat Indonesia harus bisa menjaga diri agar tidak terjadi perpecahan dan masyarakat dapat membangun bangsa yang lebih maju.

“Munculnya kelompok radikalisme, membuat kita harus mewaspadainya. Marikita rawat kebhinekaan dalam bingkai NKRI. Kita Indonesia ini dengan persatuan dan kesatuan untuk hidup berdampingan menuju masyarakat yang maju dan sejahtera, ” pungkasnya.

Hadir dalam acara diskusi tersebut Ketua FKUB Kabupaten Bojonegoro, Ketua I Bamag Kabupaten Bojonegoro, PJU Polres Bojonegoro, Kanit Binmas Jajaran Polres Bojonegoro,  Da’i Kamtibmas Jajaran Polres Bojonegoro dan Pendeta Kamtibmas jajaran Polres Bojonegoro.

Diakhir acara dilaksanakan deklarasi dari semua tokoh lintas agama untuk menjaga keutuhan NKRI, mematuhi aturan perundang – undangan, menolak People Power karena merupakan tindakan yang inkonstitusional, menjaga kebersamaan semua eleman masyarakat, menjaga Bojonegoro tetap aman damai dan sejuk serta selalu berdoa dan berdzikir untuk keamanan bangsa dan negara Indonesia.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read