Rakyatnesia – Bertemu PMI Asal Jatim di Hongkong, Gubernur Khofifah Tawarkan Pelatihan Ekonomi Digital Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, walaupun sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel Bertemu PMI Asal Jatim di Hongkong, Gubernur Khofifah Tawarkan Pelatihan Ekonomi Digital ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com–Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap agar para pekerja migran Indonesia (PMI) memiliki keterampilan berbisnis saat memutuskan kembali ke Indonesia.
Untuk itu, kepada para PMI asal Jatim di Hongkong, gubernur menyampaikan komitmen untuk memberikan penguatan berupa pelatihan skill atau keterampilan terkait ekonomi digital. Pelatihan tersebut dapat dilakukan di Kampus UMKM Shopee Malang yang terletak di UPT milik Dinas Koperasi dan UMKM Jatim di Malang.
Gubernur menjelaskan, Kampus Shopee di Malang, setiap batch bisa memberikan pelatihan bagi 40 orang selama tiga bulan secara gratis. Keterampilan yang diajarkan mulai dari konsultasi produk, fotografi produk, hingga pemasaran secara digital.
”Mereka akan diajari menyiapkan produk dengan kualitas yang terstandarisasi, memotret produk, sehingga orang tertarik membeli produk kita. Termasuk diajari cara memasarkan produk secara digital, dan melalui keterampilan public speaking. Karena di sana ada ruangan khusus yang mengajarkan berjualan secara live streaming. Kalau sudah tiga bulan, mereka diharapkan menjadi top marketer karena penjualannya sudah harus berbasis online,” kata Khofifah saat bersilaturahmi dengan 100 orang perwakilan PMI Asal Jatim di Hongkong dalam acara Gathering Penguatan Pasar Antar Negara di Hotel Regal Hongkong, Minggu (14/5) waktu setempat.
Melalui pertemuan itu, dia berharap akan ada rekomendasi yang dihasilkan dari berbagai usul para PMI asal Jatim di Hongkong. Usul program tersebut akan dimasukkan dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) milik Kemendagri.
”Kalau tidak memungkinkan, kami menyiapkan berbagai macam program keterampilan baik yang menggunakan APBD Pemprov Jatim maupun yang menggunakan program CSR dari BUMD milik Pemprov Jatim,” tutur Khofifah.
”Kita akan bangun sinergitas yang lebih kuat karena pada dasarnya saya ini cukup lama bersahabat dan berkomunikasi dengan PMI di berbagai negara. Persahabatan saya dengan PMI itu termasuk cukup dekat,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Hongkong Ricky Suhendar mengatakan, pertemuan gathering bisa menjadi ajang untuk saling bertukar informasi dan pandangan, baik tentang perubahan yang terjadi di Indonesia maupun Hongkong.
”KJRI di Hongkong ini menjadi KJRI keempat terbesar karena mencakup wilayah Hongkong dan Macao dengan berbagai pelayanan warga dan perlindungan. Warga kita di sini ada sekitar 160 ribu dan hampir 95 persen bekerja di tata laksana rumah tangga,” terang Ricky Suhendar.
”Berbagai permasalahan yang kami tangani seperti masalah ketenagakerjaan, imigrasi dan pidana. Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia yang ada di Hongkong,” kata dia.
Sebelumnya, perwakilan masyarakat Jatim di Hongkong Anil Kusnaini mengatakan, para PMI asal Jatim memiliki beberapa keinginan. Yakni adanya upaya penguatan mental, edukasi, serta perlindungan. Pembekalan mulai dari calon PMI, kemudian keluarga di rumah, termasuk pendidikan anak-anak PMI.
”Karena kami tidak ingin anak kami seperti kami. Saat ini, pendidikan yang utama. Kami berharap ada program unggulan di bidang pendidikan terutama bagi perempuan sehingga kami bisa dapat peluang pekerjaan di Indonesia,” papar Anil asal Kediri.
Dikutip dari Jawa Pos