SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim)
merevitalisasi dua pelabuhan yang ada di Kabupaten Sumenep, yakni Pelabuhan
Dungkek, dan Gili Iyang.
Revitalisasi kedua pelabuhan tersebut, diharapkan dapat
memaksimalkan kualitas ekonomi di kepulauan Madura, khususnya di Kabupaten
Sumenep.
Menurut Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bahwa pengembangan
infrastruktur ini merupakan salah satu langkah untuk memaksimalkan layanan
publik, utamanya untuk meningkatkan kualitas kinerja ekonomi.
Layanan publik, kata dia, bisa berupa layanan dunia usaha, layanan wisatawan dan layanan lainnya yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan kinerja ekonomi.
“Revitalisasi pelabuhan
merupakan proses pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan semua pihak,”
katanya, Senin (13/5/2019).
Pelabuhan Dungkek, dan Gili Iyang, dipilih untuk
direvitalisasi karena di wilayah setempat terdapat kekayaan yang luar biasa,
khususnya di kepulauan Gili Iyang.
Kekayaan tersebut berupa sumber oksigen terbaik kedua di
dunia. Hal itu menyebabkan banyak sekali penduduk di Gili Iyang yang berumur
lebih dari 100 tahun, dan mereka masih kuat dan sehat.
“Selain sumber oksigen, wilayah setempat juga memiliki
stalagtit-stalagtit yang begitu indah. Di dunia ini, sektor riil apabila ingin
tumbuh dengan cepat bisa dibangun lewat wisata,” tandas Khofifah .
Untuk merevitalisasi kedua pelabuhan tersebut, dibutuhkan
dana sebesar Rp60 miliar. Dana tersebut berasal dari APBD Provinsi Jatim yang
telah direncanakan sejak 2018.
“Dengan realisasi dana tersebut diharapkan secara
bertahap kualitas bangunan infrastruktur bisa lebih baik. Sekarang yang harus
dilakukan adalah bagaimana wisata di Sumenep bisa dikembangkan. Ini seiring
dengan tumbuhnya wisata religi di kabupaten ini,” terangnya.
Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim mengatakan, saat ini
wilayahnya mempunyai lima pelabuhan besar, yaitu Pelabuhan Dungkek,
Rajasa, Raas, Sapeken dan Masa Lembu dengan 58 tambatan.
Sumenep mempunyai 126 pulau. Dari jumlah itu, 46 diantaranya
telah berpenghuni. Sedang potensi wisatanya telah banyak dikembangkan oleh
Pemkab Sumenep.
“Hanya, persoalan sarana dan prasarana penunjangnya dinilai masih membutuhkan pengembangan lagi,” katanya.
*) Artikel ini sebelumnya sudah tayang di: Sindonews.com