Rakyatnesia – Pengakuan Nyeleneh Pelaku Pembunuhan Bos Depot Air Isi Ulang: Kalau Saya Menyerahkan Diri, Keenakan Polisinya Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, meski hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel Pengakuan Nyeleneh Pelaku Pembunuhan Bos Depot Air Isi Ulang: Kalau Saya Menyerahkan Diri, Keenakan Polisinya ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Muhammad Husen, 28, sama sekali tidak menunjukkan rasa penyesalan dan bersalah usai membunuh dan mmutilasi bosnya, pemilik depot air isi ulang di Tembalang, Semarang. Husen masih sempat tertawa saat menceritakan alasan dan cara memutilasi korban yang bernama Irwan Hutagalung.
Dalam pengakuannya, Husen mengaku dirinya sangat sakit hati kepada korban. Berdasar pengakuannya, dia sering jadi sasaran kemarahan korban sampai sering dipukuli oleh korban.
“Saya sering dimarahi, sering dipukuli. Orangnya suka main tangan. Saya tidak balas. Tapi sakit hati,” ungkap Husen, Rabu (10/5).
Untuk diketahui, kasus ini terungkap setelah warga mencium bau busuk menyengat dari depot air isi ulang milik Irwan. Setelah diperiksa polisi, ternyata ditemukan jenazah korban yang dimutilasi dan dicor di tembok depot air isi ulang tersebut.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Pemilik Depot Air Isi Ulang di Semarang yang Mayatnya Dicor
Berdasarkan pemeriksaan, pembunuhan terhadap Irwan itu dilakukan Husen pada Kamis (4/5) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Sementara, mutilasi baru dilakukan pada Jumat (5/5) subuh sekitar pukul 04.00 WIB.
Awalnya, Irwan yang sedang tidur ditusuk dengan menggunakan linggis. “Orangnya masih tidur, saya tusuk pakai linggis bagian pipi sebelah kiri. Setelah itu saya tusuk lagi bagian kening sebelah kanan,” beber Husen.
Korban saat itu belum meninggal. Sementara Husen pergi ke angkringan tidak jauh dari tempat. “Saya keluar dulu di angkringan, minum. Kemudian setelah jam 4 pagi saya mutilasi pakai pisau,” ungkap Husen.
Husen mengungkapkan setiap potongan tubuh itu memiliki arti dan pembalasan atas semua yang sudah dilakukan korban kepada dirinya selama ini.
Bagian tubuh pertama yang dimutilasi adalah kepala, disusul tangan kanan dan kiri. “Memotong kepala karena korban sering memarahi saya. Kedua tangan karena sering memukuli saya. Terus saya masukin ke dalam karung,” ujar Husen.
Baca Juga: Bunuh dan Mutilasi Bosnya, Pelaku: Kepala Saya Potong karena Sering Memarahi, Tangan karena Sering Memukul
Yang sangat sadis adalah saat dimutilasi, Irwan saat itu masih dalam keadaan hidup. “Saat itu dia masih bernapas, ngorok-ngorok gitu suaranya,” ungkap Husen tanpa ragu.
Husen juga menceritakan alasan kenapa dirinya sengaja tidak langsung menyerahkan diri ke polisi usai menghabisi korban. “Kalau saya langsung meyerahkan diri ke polisi, keenakan polisinya,” beber Husen sambil tertawa seperti dilansir Pojoksatu.id (Jawa Pos Group).
Husen menyatakan, usai mengecor tubuh korban, langsung melarikan diri ke Banjarnegara dengan membawa motor dan uang Rp 7 juta milik korban. Dia juga membuang tas milik korban di Jabungan Banyumanik. Di Banjarnegara, Husen menginap di rumah temannya yang tidak ditempati. Setelah tiga hari dalam pelarian, polisi mengetahui keberadaannya dan menembak kakinya karena berusaha kabur saat akan ditangkap.
Dikutip dari Jawa Pos