Megawati Sebut Ada Partai Lain Ingin Bertemu, Melobi Lewat Puan Maharani , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Megawati Sebut Ada Partai Lain Ingin Bertemu, Melobi Lewat Puan Maharani Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Megawati Sebut Ada Partai Lain Ingin Bertemu, Melobi Lewat Puan Maharani ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

 

 

Komunikasi PDIP dengan parpol lain berjalan melalui Ketua DPP PDIP bidang Politik Puan Maharani. Sementara momen pertemuan belum bisa dipastikan karena harus menyesuaikan dengan jadwal kerja Megawati yang sangat padat.

 

Megawati mengakui, saat ini sejumlah partai politik menyatakan ingin bertemu dengan dirinya. Keinginan itu diketahui usai sejumlah partai politik tersebut berkomunikasi lewat Puan Maharani. 

 

Untuk memahami posisi politik saat ini, Megawati menjelaskan bahwa harus dipahami posisi PDIP yang bisa mengusung capres-cawapres sendiri untuk pemilu 2024. Sehingga ada pilihan bagi PDIP untuk maju ke pilpres sendiri tanpa bekerja sama dengan parpol lain; serta pilihan untuk maju ke pilpres bekerja sama dengan parpol lain.

 

Kendati begitu, PDIP terbuka atau memberikan keleluasaan terhadap partai politik yang ingin berkerja sama. Sampai akhirnya partai pertama yang menjalin kerja sama terlebih dahulu adalah PPP. 

 

“Nah, kami, saya sudah memberikan sebuah keleluasaan siapa yang akan istilahnya bersama kita, saya selalu bilang bekerja sama. Nah, ternyata kan itu PPP yang paling pertama,” kata Megawati di Badung, Bali, Sabtu (6/5).

 

Megawati sendiri telah mendengar adanya sejumlah partai politik ingin bertemu dengan dirinya. Menurutnya, partai politik tersebut coba melobi keinginan pertemuan itu lewat Puan Maharani. 

 

“Nah, ini memang saya sudah dengar ada beberapa yang sudah meminta, melobi Mbak Puan, untuk bisa bertemu. Saya bilang ya nanti direncanakan, silakan,” ujarnya. 

 

Di sisi lain Putri Bung Karno ini menuturkan, adanya komunikasi antar partai politik tersebut lebih cocok disebut sebagai penjajakan kerja sama politik bukan disebut koalisi. Pasalnya, koalisi sangat rumit untuk diterapkan, terutama dalam negara yang menganut sistem presidensial seperti Indonesia. 

 

“(kalau) koalisi, ya belajar deh dari negara negara parlementer. Kita ini presidensial. Makanya kita pakai presidential threshold di sistem kita, ketatanegaraannya. Sudah saya sebutkan dan saya sebutkan pada PPP bahwa monggo, kami ikuti (sistem presidensial) itu. Mau ngikuti apa tidak? Mau. Karena mereka (PPP) juga tahu bahwa itu ketatanegaraan kita,” beber Megawati. 

 

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut mengatakan, meski sejumlah parpol menyatakan ingin bertemu dengan dirinya, ia masih harus mengatur waktu. Sebab, dia saat ini sedang memilih prioritas di tengah kesibukannya. 

 

Di antaranya untuk mengurusi persoalan pendaftaran bakal calon anggota legislatif untuk Pileg 2024. Hingga menentukan atau mencari sosok bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo. 

 

“Ya, sudah banyak yang, kan di DPR itu kan wakil-wakil banyak juga dari beberapa ada yang Ketum atau wakil. Itu udah bicara dengan Mbak Puan. Saya bilang ya nanti kita atur waktunya. Kalau tidak diatur, ini mau dateng, ini mau datang, gitu kan saya yang pusing,” jelasnya. 

 

“Lho ya internal (PDIP) saja kan harus menentukan legislatif. Kita kan bersamaan. Lalu untuk presiden, saya juga punya tugas cari wapres. Saya mikir dulu mana yang didulukan,” pungkas Megawati.

 

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara resmi mengumumkan bahwa Ganjar Pranowo akan diusung sebagai capres untuk Pilpres 2024. Keputusan ini diambil setelah melalui banyak pertimbangan.

 

Mega mengatakan, pemilihan Ganjar dilakukan melalui proses panjang. Terutama setelah diselenggarakannya Kongres Kelima PDIP yang memandatkan dirinya memiliki hak prerogratif untuk menetapkan capres dan cawapres.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version