BERITA BOJONEGORO – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop dan UKM) Provinsi Jawa Timur turun ke lapangan melihat aktivitas 4 (empat) pelaku UMKM di Bojonegoro, Senin (3/5/2021).
Kegiatan rutin ini dilakukan dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan pembinaan yang telah dilakukan di Kabupaten Bojonegoro untuk penguatan usaha UMKM.
Staf Pengembangan Usaha Dinkop dan UKM Provinsi Jawa Timur Awit Setiawan mengatakan, kegiatan ini bertujuan melihat langsung manfaat dan masukan dari para pelaku UMKM di Kota Ledre itu.
“Saran dan kritik dari pelaku UMKM sangat kita harapkan untuk perencanaan kegiatan pembinaan yang akan datang. Jika bermanfaat, pembinaan akan terus kita lakukan dengan materi yang berbeda-beda,” ucapnya ketika berada di salah satu rumah produksi mahar dan hantaran merek Zig-Zag di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.
Bersama dua staf Pengembangan Usaha Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur lainnya yaitu Suhartono dan Nuning Destianingrum, Dinkop Jatim juga berdialog dengan pelaku UMKM terkait pembekalan materi-materi yang pernah disampaikan langsung pada ke empat pelaku UMKM di Bojonegoro.
Ditambahkan, untuk dua pelaku UMKM di Desa Kalianyar dan dua pelaku UMKM di Kecamatan Kota. Harapannya akan ada sinkronisasi dengan kegiatan monev di kota-kota lain seperti di Malang, Pasuruan, dan Surabaya.
“Kita juga mendata capaian para pelaku UMKM setelah mendapat materi binaan, serta dampak usaha selama pandemi ini,” imbuhnya.
Sementara itu, pelaku UMKM merek Zig-Zag Hesti Eka Nur Pramesti menyambut antusias kedatangan Dinkop Jatim. Dia turut memberikan pendapat soal materi lanjutan mengenai pemanfaatan teknologi infomasi di era digital.
“Karena masih banyak pelaku UMKM yang masih belum melek teknologi,” ucap Hesti yang sudah sejak 2008 bergelut di dunia hantaran dan mahar pernikahan tersebut.
Hesti mengatakan, dirinya sangat mendukung kegiatan pembinaan yang dilakukan Dinkop Jatim di Bojonegoro. Hal itu tentunya dapat mendukung kemajuan usahanya.
“Materi binaan yang diberikan juga sangat bermanfaat. Saya telah mengaplikasikan ilmu mengenai mematenkan merek dagang dalam usaha saya ini,” katanya bangga.
Masih menurut Hesti, ada panduan untuk mematenkan merek. Dirinya bersyukur sebab sudah bisa mematenkan merek usahanya sehingga usaha yang digelutinya memiliki hak paten dan tidak sama dengan lainnya.
**(Kis/Red).