Di Upacara Peringatan Kesiapsiagaan Bencana. Bupati Bojonegoro Ajak Cermati Lingkungan dan Kurangi Resiko Bencana

Sukisno

Di Upacara Peringatan Kesiapsiagaan Bencana. Bupati Bojonegoro Ajak Cermati Lingkungan dan Kurangi Resiko Bencana
Bagikan

BERITA BOJONEGORO (RAKYATNESIA.COM) – Dalam rangka kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro gelar Upacara Peringatan Kesiapsiagaan bencana, di Jalan P Mas Tumapel, Bojonegoro, Selasa (27/4/2021) pagi.

Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awannah bertindak sebagai pemimpin upacara, dalam kata sambutanya menghimbau kepada masyarakat di wilayahnya, agar selalu siap siaga pada bencana, baik bencana alam atau bencana non alam seperti halnya dengan Virus Corona atau Covid-19.

Lanjut Bupati Bojonegoro, pihanya mengingatkan himbauan yang disampaikan Presiden RI H. Joko Widodo terkait pencegahan terhadap bencana. Sejatinya, pencegahan bencana itu, lebih baik daripada penangangan.

Masih menurut Bu Anna – demikian, Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah, akrab disapa – dimana, Kabupaten Bojonegoro itu merupakan wilayah yang rawan bencana, seperti bencana hidrometrologi yang dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.

“Bencana alam di Kabupaten Bojonegoro, seperti adanya hujan lebat yang bisa mendatangkan banjir bandang serta gelombang panas dan kekeringan serta bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Mencermati cuaca melalui BMKG adalah salah satu upaya kesiapsiagaan bencana,” ungkap Bupati Wanita Pertama di Bumi Angling Dharma itu, Selasa (27/4/2021).

Ditambahkan, pencegahan bencana juga bisa berasal dari firasat, intuisi, dan mencermati lingkungan. Bupati Anna mencontohkan pada peristiwa banjir bandang di Bengawan Solo pada tahun 2007 hingga 2008 silam.

Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah saat melakukan pemeriksaan pasukan pada upacara Peringatan Kesiapsiagaan bencana yang digelar di Jalan P Mas Tumapel, Bojonegoro, Selasa (27/4/2021) pagi.

“Biasanya orang menyebut ilmu titen. Sehingga masyarakat bisa mengetahui datangnya banjir di saat puluhan ternak berpindah ke atas pohon. Sehingga menjadi pertanda akan datangnya banjir Bengawan solo,”paparnya.

Bu Anna menegaskan, pencegahan harus menjadi aturan kesiapsiagaan bencana. Kegiatan yang diperingati setiap 26 April ini, bersamaan dengan momentum lahirnya UUD Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Sebuah ketentuan yang merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi preventif.

“Saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan pada seluruh stakeholder atas kesungguhannya dalam mendukung kesiapsiagaan bencana dengan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kapasitas menghadapi bencana,” kata Bu Anna menegaskan.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengatakan, dari pemerintah menghimbau pada masyarakat untuk mengenali terlebih dahulu daerah rawan bencana. Setelah itu lakukan evakuasi dini dan evakuasi mandiri karena hal itu bisa menyelamatkan banyak jiwa.

“Diharapkan ketanggapan kita dalam me-manage potensi bencana. Maka bencana di Bojonegoro bisa dicegah dan bisa ditangani dengan baik,” tegasnya.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama untuk melakukan pencegahan terhadap ancaman bencana di sekitar kita, sehingga dapat mengurangi resiko dan korban materi maupun jiwa.

Perlu diketahui, jumlah armada BPBD Bojonegoro sampai saat ini berjumlah 22. Dalam apel peringatan tersebut dihadiri masing-masing satu regu Kodim, Brimob, Satpol PP, Damkar, Dishub, Dinkes, DLH, dua regu BPBD Bojonegoro.

Hadir pula, Indonesia Offroad Federation (IOF), Lembaga Penaggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (LPBI NU), GP Ansor dan BANSER, Taruna Siaga Bencana (Tagana), PMI, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI), Radio Antar Penduduk (RAPI), Pramuka dan seluruh kepala dinas terkait.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read