Berita Lamongan – Berburu ikan mabuk atau ikan munggut merupakan salah satu hiburan warga yang tinggal tak jauh dari bengawan Solo. Mereka Sangat bersemangat berburu ikan dengan mudah karena adanya fenomena ini. Warga menyebutnya iwak munggut yang bisa muncul sewaktu-waktu bersamaan dengan air sungai pasang mendadak dan cukup tinggi.
Untuk menangkap ikan yang sedang ‘klenger’ ini cukup mudah, tidak perlu memakai alat tangkap.
“Tangkap dengan tangan saja bisa,” ungkap Syadad Sukendar warga Dusun Gisik, Desa Laren, Kecamatan Laren.
Hanya saja, menangkap dengan tangan kosong tidak bisa mendapatkan lebih banyak. Makanya kebanyakan mereka berburu menangkap dengan menggunakan alat tangkap seperti jaring, jala dan seser.
Bahkan, ada yang cukup menggunakan kelambu kamar, kain kasa serta alat dapur untuk menyaring kopi atau santan kelapa.
Warga langsung ramai-ramai menceburkan diri ke sungai berburu ikan-ikan mabuk itu, semuanya nyasar ke bibir sungai.
“Ke tengah juga menerjang bahaya, karena arusnya deras dan airnya sangat keruh,” ungkap Mujiharjo warga Ketintang Laren.
Ikan ikan itu diistilahkan mabuk, karena menghadapi warna air yang sangat keruh akibat di hulu sungai hujan cukup deras.
“Sangat mudah menangkapnya. Cukup terjun ke sungai dan tangkap pakai tangan. Tapi kalau mau dapat banyak pakai alat tangkap, jaring dan sejenisnya,” kata Imron warga Centini.
Ikan mabuk ini terjadi di sepanjang aliran sungai, namun jumlah ikan mabuk akan semakin berkurang bersamaan dengan semakin teriknya matahari.
Ikan mabuk berlangsung sudah sejak malam hari tadi. Banyak warga di sekitar sungai ramai terjun ke sungai memburu ikan sekalian buat hiburan.
Bahkan, aksi warga tangkap ikan mabuk ini jadi tontonan oleh warga luar daerah yang jauh dari Bengawan Solo.
“Sudah sejak tadi malam terjadinya. Saya lihat banyak orang-orang berlarian menuju ke sungaim katanya ada ikan munggut,” ungkapnya.
Ikan mabuk di Bengawan Solo bertepatan dengan puasa Ramadan, menyebabkan banyak masyarakat yang menahan diri tidak ikut mencari.
Biasanya, kata warga setempat, Mujiharjo, ikan hasil buruhanya itu akan dimasak sendiri, namun kalau dapat banyak tangkapan akan dibagikan kepada sanak keluarga.
“Ada juga yang sampai dijual ke luar desa. Apalagi ikan Bengawan Solo cukup dicari orang,”