Perkasanya Wanita-Wanita Pemecah Batu Dari Plumpang Tuban

moch akbar fitrianto

Bagikan

Berita Tuban – Desa Ini bernama Talun terletak di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Banyak dari wanita – wanita di kawasan tersebut mencari rejeki dengan menjadi pemecah batu. tak ayal wanita di kawasan tersebut terlihat begitu perkasa.

Setiap hari mereka harus melawan teriknya matahari, dan mengangkat beratnya batu untuk dipecahkan. Seperti hari-hari yang dijalani Jariyatun (62). Di Tuban ia hidup seorang diri. Suaminya telah meninggal dan tiga anaknya merantau ke Jakarta.

Jariyatun mengaku sudah 20 tahun menjadi pemecah batu. Bersama perempuan lainnya, setiap hari ia memecah batu-batu berukuran besar untuk dijadikan kerikil sesuai kebutuhan.

Baca Juga  Balai Ternak Di Ngimbang, Lamongan, Mampu Tampung Ratusan Kambing Di Satu Tempat

Baca juga : Siswi Salah Satu SMA Di Tuban Jadi Korban VC Tanpa Busana, Diancam Bakal Disebar

“Nggih pun dangu. Rumiyin kalih rayatan, sakniki piyambakan amergi bapake kapundut. Sakniki pun sepuh sak kuate. Upahe niku kubikan, setunggal kubik angsal 60 ewu (Sudah lama kerja ini. Dulu sama suami juga. Bapak sudah meninggal sekarang. Karena sudah tua ya semampunya saat ini. Upahnya per kubik dapat 60 ribu,” tutur Jariyatun, Rabu (21/4/2021).

Untuk mendapat satu kubik kerikil, biasanya wanita-wanita perkasa ini membutuhkan waktu dua hingga tiga hari. Upah yang didapat itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca Juga  Parah, Pasangan Di Lamongan Ini Nekat Mesum DI Bulan Ramadhan

Perempuan perkasa lainnya yakni Mahtun (55) dan Sumiyatun (60). Mereka tampak semangat meski terik matahari menyengat tubuhnya. Dengan berbekal palu, pacul dan cikrak bambu, mereka setiap pagi hingga siang memecah batu.

Tumpukan kerikil tampak menggunung di hadapan mereka. Sesekali mereka melepas lelah dengan mengipaskan capil penutup kepalanya ke wajah di Hari Kartini ini.

Baca juga : Mak Kasemah, Penjual Tikar Asal Ngimbang Lamongan, Gak Bakal Pulang Kalu Belum Habis

“Saya sudah bertahun-tahun, punya anak masih SD. Ya demi keluarga dan masa depan anak. Nggak apa-apa jadi tukang pecah batu,” ujar Mahtun sambil mengusap keringatnya.

Baca Juga  Kecamatan Maduran, Lamongan Jadi Korban Luapan Sungai Bengawan Solo

Kerikil itu nantinya dijual ke pedagang lokal atau diangkut ke truk untuk dikirim ke proyek pembangunan. Potret para wanita perkasa ini bisa dijumpai setiap hari di pinggir Jalan Raya Rengel-Plumpang, Kabupaten Tuban. Seperti di hari ini yang merupakan Hari Kartini 2021. (sumber : detik.com)

Bagikan

moch akbar fitrianto

Penulis berita professional tentang Sepak bola dan berita - berita lokal lamongan. Sudah menjadi penulis sejak tahun 2016. Dan menyukai menulis sejak di Bangku Sekolah Menengah Atas

Related Post