15 Orang Tersengat Listrik 1 Tewas Gara Gara Pasang Banner di Kedungsoko, Mantup Lamongan

moch akbar fitrianto

15 Orang Tersengat Listrik 1 Tewas Gara Gara Pasang Banner di Kedungsoko, Mantup Lamongan
Bagikan

Berita Lamongan – Setidaknya ada 15 orang pemuda di lamongan ini tersengat listrik ketika ingin memasang banner selamat berpuasa. 15 Orang ini diketahui dari komunitas yang sama berasal dari Dusun kedunsumber, Desa Kedungsoko, Kecamatan Mantup , Kabupaten Lamongan.

Sedangkan kronologi insiden ini bermula saat 15 anggota Shorenk, sebuah komunitas yang beranggotakan para pemuda desa setempat, sedang memasang banner yang disangga tiang bambu. Tanpa disadari, tiang bambu setinggi 8 meter untuk memasang banner itu, sebenarnya dalam kondisi basah.

Baca Juga  Ketua DPRD Abdul Ghofur Bakal Calonkan Diri Sebagai Pemimpin Lamongan Di Pilkada Mendatang

Baca juga : Puluhan Remaja Ini Sengaja Bikin Ribut Di Depan Mess Persela

Baca juga : Seorang Nenek Di Glagah, Lamongan, Ikut Terpanggang Saat Rumahnya Terbakar

Dan ketika tiang bambu ditegakkan dan dipegangi para pemuda itu, mendadak bertiup angin kencang.

Akibatnya, tiang bambu yang dipegangi beramai-ramai miring dan mengenai kabel listrik yang melintang di dekatnya.

Seketika itu aliran listrik mengalir melalui tiang bambu yang basah, dan ke-15 pemuda terpental bersamaan.

“Kami dan teman-teman terpental, termasuk korban,” kata salah seorang saksi, Harianto, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga  Alun Alun Ramai Sesak, Pada Anniversary Persela ke 57

Menurut Harianto, salah seorang pemuda bernama Fadkhurohman (25) juga terpental, namun sempat minum air putih setelah itu. Tetapi kemudian pemuda asal Kedung bunder RT002/RW002 Desa Kedungsoko ini pingsan.

Baca juga : Prediksi Skor Millwall vs Bournemouth 22 April 2021

Warga pun membawanya ke Puskesmas Mantup.

Tetapi ketika tiba di Puskesmas Mantup, korban sudah dinyatakan meninggal dunia. “Korban meninggal, diduga akibat insiden aliran listrik yang tersangkut di tiang banner saat dipasang di jalan desa.”

“Pihak keluarga menolak korban untuk diautopsi, dan mengikhlaskannya sebagai ujian dan takdir, ” kata Subbag Humas Polres Lamongan, Iptu Estu Kwindardi. (sumber : tribunnews)

Bagikan

Also Read