Kapan Lebaran 2023 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Kapan Lebaran 2023 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Kapan Lebaran 2023 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Bulan suci Ramadan telah memasuki waktu-waktu akhir. Setelah berpuasa sebulan penuh, umat Islam akan merayakan kemenangan dengan memeringati Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Pada tahun ini, awal Ramadan berjalan serentak, baik itu pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah. Namun, awal Syawal berpotensi terdapat perbedaan. 

 

 

 

Pemerintah sampai saat ini belum memutuskan kapan awal Syawal 1444 Hijriah. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) terlebih dahulu akan menggelar sidang isbat. Sidang tersebut rencananya digelar hari ini, Kamis (20/4). 

 

Sidang isbat dilaksanakan secara tertutup, dan melibatkan Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

 

“Sebagaimana biasa, Sidang Isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29 Ramadan. Tahun ini, bertepatan dengan 20 April 2023,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin beberapa waktu lalu.

 

 

Kamaruddin menjelaskan, sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag. Berdasarkan data hisab, pada hari Kamis, 29 Ramadan 1444H atau 20 April 2023 M, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian Rakyatnesia 0° 45′ (0 derajat 45 menit) sampai 2° 21,6′ (2 derajat 21,6 menit) dengan sudut elongasi Rakyatnesia 1° 28,2′ (1 derajat 28,2 menit) sampai dengan 3° 5,4′ (3 derajat 5,4 menit).

 

Kementerian Agama, kata Kamaruddin, juga akan melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di berbagai provinsi. Total akan menurunkan tim ke 123 titik tempat di seluruh Indonesia.

 

“Hasil hisab dan rukyatul hilal ini akan dibahas dalam sidang isbat untuk kemudian ditetapkan kapan jatuhnya 1 Syawal. Jadi kapan Hari Raya Idulfitri, kita masih akan menunggu keputusan sidang isbat,” ujar Kamaruddin. 

 

 

Sama dengan pemerintah, NU juga belum menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah. PBNU akan menunggu terlebih dahulu hasil sidang isbat yang digelar oleh Kemenag. Selama ini, NU juga selalu mengikuti ketetapan yang diputuskan oleh pemerintah.

 

 

Berbeda dengan pemerintah maupun NU, Muhammadiyah sejak jauh-jauh hari telah memutuskan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2024. Meskipun belum ada keputusan pemerintah melalui sidang isbat, Muhammadiyah tetap menggelar salat Id pada esok hari.

 

 

PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1444 H.

 

“Umur bulan Syakban dengan demikian 1444 H adalah 30 hari dan tanggal 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis Pon, 23 Maret 2023 M,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti.

 

Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ijtimak jelang Ramadan 1444 H belum terjadi. Ijmak terjadi pada esok harinya, Rabu, 30 Syakban 1444 H atau 22 Maret 2023 pukul 00.25.41 WIB.

 

Menurutnya, tinggi bulan pada saat Matahari terbenam di Jogjakarta yaitu +07° 57′ 17”, dengan demikian hilal sudah wujud. Sehingga di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan sudah berada di atas ufuk.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version