Alissa Wahid Terus Melangkah Menebar 9 Nilai Utama , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Alissa Wahid Terus Melangkah Menebar 9 Nilai Utama Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, meski sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Alissa Wahid Terus Melangkah Menebar 9 Nilai Utama ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Berani Berperan ala Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian

Jejak Alissa Qatrunnada Munawaroh Wahid terentang panjang. Bersama Gusdurian, putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu terus menebar jaring perdamaian. Menjahit nilai-nilai kemanusiaan di tengah kebinekaan. Menerobos sekat-sekat perbedaan. Menyiram akar rumput dengan air kedamaian.

TAPAK-TAPAK itu pun berbuah. Beragam apresiasi dan penghargaan pun telah diterima. Baik di dalam negeri maupun mancanegara. Meski penghargaan itu sejatinya bukanlah tujuan akhir dari Alissa Wahid, panggilan akrabnya.

Salah satu penghargaan internasional tersebut diberikan Niwano Peace Foundation (NPF), sebuah organisasi di Jepang yang berfokus pada perdamaian dunia. Alissa Wahid mendapatkan The Niwano Peace Prize Visionary Award (NPPVA) pada 2022.

Selain Alissa, tokoh Asia lainnya yang mendapat penghargaan serupa untuk kali pertama adalah Ruki Fernando, aktivis HAM dari Sri Lanka, dan Jennifer Liang, cofounder The Action Northesz Trust (The Ant), India. Dalam rilisnya, NPF menyebutkan, Alissa telah berkiprah dan berprestasi memperjuangkan masyarakat yang damai dan harmonis serta memiliki potensi lebih besar di masa depan.

Baca Juga: Respons Alissa Wahid Soal Tudingan Keluarga David Ozora Simpan Dendam ke AG

NPPVA tersebut hanya satu di Rakyatnesia sekian banyak apresiasi dan penghargaan yang diterima Alissa. Dalam catatan Jawa Pos, sebelumnya Alissa juga menerima Shine On Award (2015), Global Women’s Leadership 2015 oleh Esienhower Fellowship, dan Marketeer’s 2016 Women Award. Selain itu, penghargaan International Fellow oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialoque (KAICIID) pada 2016. Lalu, meraih Alumni Awards 2019 kategori Alumni Muda Berprestasi, Soetandyo Award 2022 dari Unair, Bu Nyai Inspiratif, 10 Most Powerful Women 2022 dari Forbes Indonesia, dan banyak lagi.

”Penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam kerja-kerja Gusdurian. Walaupun kami sebetulnya bekerja bukan untuk penghargaan. Tapi, kami bekerja karena panggilan bagi setiap warga negara untuk menjawab tantangan bangsa kita saat ini,” katanya.

Alissa mendirikan Jaringan Gusdurian untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur. Menebarkan sembilan nilai utama. Yakni, ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal. Kini Jaringan Gusdurian telah memiliki 155 komunitas di seluruh Indonesia. Termasuk tiga komunitas di luar negeri, yakni Malaysia, Iran, dan London.

Baca Juga: GUSDURian Peduli Ajak Masyarakat Bantu Korban gempa bumi Cianjur

Yang menarik, di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022–2027, Alissa juga menjadi satu dari dua ketua perempuan pertama di jajaran tanfidziyah. Ini bersejarah dalam satu abad perjalanan NU. Seolah menjadi pendobrak dan pembuka jalan tersendiri bagi kaum perempuan di PBNU. Selama ini, pengurus di ormas Islam terbesar itu laki-laki semua.

Menurut Alissa, apa pun profesinya, apa pun latar belakang dan keterampilan yang dimiliki warga negara, harus berani berperan. Menebarkan kebermanfataan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. ”Apa pun yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita berikan, selayaknya kita berikan,” ungkap alumnus UGM Jogjakarta itu.

Soal Hari Kartini, Alissa menyebut tentu bukan sekadar mengenakan sanggul dan kebaya setiap kali memperingatinya. Namun juga dapat berkiprah dan memperkuat khidmat tersebut. Hari Kartini disebutnya sebagai hari pencerahan bagi kaum perempuan. ”Kita berutang budi pada Kartini. Walaupun tidak semuanya yang beliau ’sambatkan’ terwujud, itu benar-benar membawa dampak besar,” ungkapnya.

Salah satu dampak besar itu, lanjut Alissa, ruang-ruang untuk berkarier dan mengenyam pendidikan bagi perempuan menjadi terbuka. Ide-ide besar Kartini telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaum perempuan dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Keberanian dan pengorbanan tulus Kartini mampu menggugah dari belenggu diskriminasi.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version