Evakuasi Jenazah Korban Penembakan KKB Terkendala Cuaca , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Evakuasi Jenazah Korban Penembakan KKB Terkendala Cuaca Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Evakuasi Jenazah Korban Penembakan KKB Terkendala Cuaca ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengakui evakuasi terhadap jenazah Pratu Mitfatul Arifin belum dapat dilakukan. Ini akibat cuaca yang tidak bersahabat, dikutip dari Rakyatnesia.

“Memang benar akibat cuaca di TKP menyebabkan jasad prajurit yang tergabung dalam Satgas Yonif R 321/GT belum dapat dilaksanakan,” ujar Yudo.

Baca Juga: Ide Bisnis Sampingan dengan Modal Kecil yang Mudah Dilakukan

Karena itu, katanya, evakuasi diprioritaskan kepada prajurit yang selamat. Sejauh ini, telah dievakuasi empat prajurit yang mengalami luka tembak.

“Kondisi mereka stabil bahkan sempat memberi hormat saat bertemu mereka dan saat ini sudah berada di RS untuk mendapat penanganan medis,” kata Yudo.

Baca Juga: Capai Puluhan Ribu, Legislator PSI Minta Verifikasi Ulang UMKM Surabaya

Dijelaskan, dari 36 prajurit yang melaksanakan patroli untuk pencarian terhadap pilot Susi Air Philip Max Mehrtens, seorang prajurit bernama Pratu Mitfatul Arifin gugur.

Saat melaksanakan evakuasi, pasukan diserang dan ditembaki KKB hingga menyebabkan empat orang terluka tembak serta empat prajurit lainnya belum terkonfirmasi dan masih dicari.

Baca Juga: Cak Imin Titip Pesan: Setelah Lebaran Jangan Bawa Sanak Saudara ke Jakarta

“Keterangan pers baru dapat dilakukan hari ini setelah mendapat laporan langsung dari anggota di lapangan sehingga tidak simpang siur sekaligus dapat mengevaluasi dan mengarahkan bagaimana kedepannya dalam melaksanakan operasi,” kata Yudo.

Baca Juga: Sediakan Fasilitas Akses Internet Gratis di Posko Mudik

Yudo menambahkan, operasi penegakan hukum yang sebelumnya dilakukan secara soft approach dengan kondisi ini maka ditingkatkan menjadi operasi siaga tempur darat.

“Kalau di Natuna ada operasi siaga tempur laut maka disini adalah operasi siaga tempur darat sehingga naluri tempur nya terbangun. Walaupun demikian operasi teritorial tetap akan dilaksanakan tetapi ketika dihadapi seperti ini maka harus dilakukan operasi siaga tempur,” pungkasnya.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version