Hadiri Musrenbangwil Ganjar, Tegaskan Untuk Melanjutkan Membangun Infrastruktur

Sukisno

Bagikan

BLORA (Rakyat Independen)- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Wilayah Jawa Tengah dengan tema Rembug Gayeng Bareng Gubernur di Kabupaten Blora (30/3/2016).

Dalam acara tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar yang memberi penjelasan panjang lebar terkait agenda perencanaan Musrenbang menjelaskan, Musrenbang merupakan metode penggunaan uang rakyat. Dengan kata lain, Pemerintah hanya menata dan mempersiapkan kebijakan yang tentunya harus berpengaruh langsung pada kemudahan-kemudahan yang dirasakan rakyat.

“ intinya, tahun ini uang segini untuk digunakan membangun apa itu harus jelas dan bisa kena semua,” ujarnya saat memberi penjelasan.

Menurutnya dalam hal itu yang menjadi indikasi suksesnya musrenbang adalah pembangunan infrastruktur. Sebab, kelancaran infrastruktur menjadi indikator kesuksesan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, dirinya tidak ingin lagi ada laporan jalan rusak di Jawa Tengah, terutama di Blora.

“Jalan rusak jepara masih nomor satu blora nomor dua dan tahun ini ruas jalan harus tuntas,” tegasnya.

Selain infrastruktur jalan raya, Ganjar juga mengkritik keras kondisi air yang sulit. Sebab, sejauh ini masih banyak laporan saat musim hujan sering banjir dan saat kemarau sering terjadi kekeringan yang menyulitkan masyarakat mendapatkan air. Padahal, menurut Ganjar, keadaan itu bisa disiasati. Yakni dengan membuat embung. Sebab, menurutnya, saat musim hujan ibaratnya masyarakat sedang panen air. Namun kurang bisa memanfaatkannya.

“Air juga harus bisa di panen. Ayo gawe embung, ayo nabung air,” tuturnya.

Selain pembangunan infrastruktur fisik, Ganjar juga mendorong setiap Bupati untuk membangun mental masing-masing birokrat. Sebab, jika hanya membangun infrastruktur fisik tentu pembangunan tidak seimbang. Ganjar mencontohkan, kesuksesan pembangunan mental berimbas secara langsung pada Pemerintahan yang bersih melalui keterbukaan pengelolaan anggaran.

“Anggaran diupload, kudu wani ngekekne kontak person. Pemerintahan resik iku ditoto,” tuturnya lantang dalam bahasa jawa.

Ganjar menjelaskan, saat ini sudah waktunya menerapkan Open Government, yakni pemerintahan yang terbuka. Saat ini, lanjut dia, Pemerintah harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. Setiap kebijakan dan penggunaan anggaran harus diinformasikan pada masyarakat dengan jelas. Minimal memberi kabar masyarakat melalui sms. Makanya harus berani memberikan kontak person pribadi. Kalau bisa juga pakai media sosial Twitter atau Facebook.

Kepala Bappeda Jawa Tengah Urip Sihabudin yang menjelaskan tentang kondisi dan potensi permasalahan Propinsi Jawa Tengah. Menurut Urip, permasalahan tersebut dia rangkum menjadi empat fokus masalah yang harus segera di tangani, yakni ketahanan pangan, energi, kemiskinan dan pengangguran.

“Ke empat fokus tema itu yang saat ini sedang Propinsi Jawa Tengah carikan solusi,” ungkapnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Blora, Djoko Nugroho mengungkapkan, pihaknya meminta Gubernur untuk dipermudah dalam hal pembangunan infrastruktur jalan terutama jalan pada kawasan Perhutani yang rencananya akan pihaknya bangun dalam waktu dekat ini.

Selain itu, Kokok juga meminta bantuan untuk menyukseskan proyek pembangunan jembatan penghubung Dusun Medalem Kecamatan Kradenan dengan Kecamatan Ngraho Jawa Timur dan juga meminta dipermudah untuk mengambil air dari bengawan solo untuk dialirkan ke Kecamatan Jati dan Randublatung.

“Itu semua agar masyarakat bisa bekerja dengan efektif dan efisien, semoga dipermudah,” ungkapnya.

Sekedar diketahui dalam acara tersebut dihadiri bupati-bupati dan skpd se bakorwil pati yang juga memaparkan rencana pembangunan di daerahnya masing-masing. **(Priyo).

 

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar