Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Komitmen Untuk Menyerap Gabah Petani

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre III Bojonegoro, menegaskan komitmennya untuk menyerap gabah petani, Hal itu disampaikan oleh Kepala Bulog Sub Divre III, Efdhal MS, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Gedung Ahmad Yani, Kodim 0813 Bojonegoro, Jalan Hos Cokroaminoto, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (31/03/2016) pagi.

Rakor dihadiri oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian R.I, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA, Pabandya II/Komsos Staf Teritorial TNI-AD, Kolonel Arm Budi Sulistiyono, Kasdim 0813 Bojonegoro, Mayor Inf M. Jenal Arifin, Kadistan Bojonegoro, Ir. Akhmad Djupari. Dan diikuti 75 orang yang terdiri dari Gapoktan dan Pengusaha penggilingan padi se wilyah Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Efdhal MS mengatakan, bahwa Bojonegoro mempunyai target 37.000 ton beras dan terealisasi hingga 30 Maret 2016 baru 3.578 ton. Sehingga untuk mencapai target tersebut, dengan sisa waktu yang ada maka pihaknya akan melakukan strategi-strategi khusus dalam penyerapan itu.

“Diantaranya yaitu meningkatkan peran satker dan KTNA dalam pembelian gabah petani, melakukan MoU dengan Gapoktan untuk penyerapan serta mendorong Mitra Kerja Pengadaan (MKP) untuk penyerapan,” paparnya.

Selain itu, masih menurut Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro, bahwa pihaknya meminta kepada Aparat terkait dan instansi lainya untuk bekerjasama mengawasi agar hasil gabah dan beras petani tidak keluar dari wilayah Bojonegoro.

“Kami minta Aparat Kewilayahan dalam hal ini Danramil dan Babinsa, untuk ikut mengawasi agar gabah dan beras itu tidak keluar dari Bojonegoro,” tandasnya.

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Kementan) Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto mengatakan, dalam waktu tiga minggu kedepan diperlukan kerjasama yang baik dalam penyerapan. Pasokan beras mempunyai kwalitas yang baik dan bagus, disamping itu juga pihak Bulog harus realistis. Dalam arti, tidak mencari kekurangan dan kesalahan atas kwalitas beras tersebut.

“Yang terpenting saat ini dengan sisa waktu yang ada kita harus cepat bergerak, agar target yang ditentukan tersebut dapat tercapai,” pungkasnya. **(Kis).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar