Warga Temayang, Keluhkan Monumen Pahlawan Yang Tak Terawat

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Keluhan salah seorang warga Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Mohammad Sodiq (62), tentang monumen pahlawan yang tak terawat lagi. Disampaikan dalam acara reses anggota DPRD Provinsi Jatim Dr H Freddy Poernomo,SH,MH, di Balai Desa Bakulan, Temayang, Rabu (30/3/2016).

Pada acara reses di sesi tanya jawab itu, pria yang pernah menjadi anggota DPRD Bojonegoro mengatakan, dirinya prihatin dengan kondisi monumen yang ada di Temayang itu. Monumen pahlawan yang berada di timur Terminal atau barat Kantor BRI Temayang itu sudah tak terawat lagi. Padahal, monumen itu merupakan monumen bersejarah yang bisa mengingatkan pada sejarah atas gugurnya pahlawan Bojonegoro di tempat itu.

“Monumen itu dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan tahun 1975 oleh Pangdam VIII Brawijaya yang saat itu dijabat oleh Mayor Jendral TNI Widjojo Soejono.  Kami berharap, agar Bapak Anggota dewan baik Pak Freddy dari Provinsi atau Pak Sigit DPRD Bojonegoro, agar menyampaikan hal itu ke pemerintah guna melakukan pemeliharaan terhadap tugu yang bersejarah itu,” tegas yang akrab disapa Mbah Sodiq itu.

Ditambahkan, monumen itu merupakan bukti sejarah bahwa di Temayang itu pernah terjadi perlawanan melawan penjajah guna mempertahankan kemerdekaan RI dan gugur sebagai pahlawan Bojonegoro di situ. Jika tugu itu dirawat dengan baik, maka akan banyak orang yang mau menengok atau melihat secara langsung tugu itu sehingga bisa membangkitkan kembali semangat nasionalisme.

Di tugu itu terukir nama-nama pahlawan Bojonegoro yang gugur di Temayang dalam mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, diantaranya, Dan Brig Letkol Soedirman, Dan Brig Soekminto Batalyon Inf 16/I, Dan yonif Baoseki Rahmat, Dan Yonif Kapten A. Siswadi.

Juga gugur pahlawan pada tanggal 27 Maret 1949 telah gugur Sersan Mangun dan 3 prajurit. Tanggal 28 Maret 1949 telah gugur Praj Hador, Soehar TRIP, Soehartono TRIP dan 3 orang penduduk yang turut meninggal. Pada tanggal 31 Mei 1949, telah gugur Nyonya Sersan Dasoeni (Persit) dan Par Birah (rakyat). di tanggal 2 Maret 1949, gugur Serma Abdullah, Sersan Koesman, Kopral Hasan, Praj Moehajat, Praj Arka, Praj Adib, Praj Moentoha dan Praj Beki.

Menanggapi usulan itu, Anggota DPRD Provinsi jatim Freddy Poernomo menyampaikan akan meneruskan usulan itu ke Bupati Bojonegoro Suyoto untuk ditindak lanjuti. Usulan itu, juga ditanggapi langsung oleh anggota DPRD Bojonegoro Sigit Kushariyanto, yang turut hadir pada acara reses itu. **(Kis/Agung MD).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar