Wong Samin Jadi Kepala KUA Ngraho, Bojonegoro

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Suku Samin yang ada di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, dulu dikenal merupakan daerah yang paling terbelakang dan miskin ilmu karena tertutup dari dunia luar.

Hal itu, disebabkan adanya ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mah Esa yang telah diajarkan oleh tokoh sekaligus nenek moyang Suku Samin yaitu Samin Surosentiko. Warga Suku Samin, mengenyam ajaran sebuah kejujuran dengan tujuan agar tidak boleh merugikan orang lain.

“Wong kuwi ora oleh pek pinek barange liyan, maksudnya agar anak cucu Samin tidak mengambil atau mencuri barang milik orang lain. Penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan. Itu contoh kecil ajaran sesepuh Samin yang sekarang dilanjutkan oleh Mbah Harjo Kardi itu,” demikian disampaikan kepala KUA Ngraho M. Miran SQ, S.ag ketika ditemui rakyatnesia.com, Jum’at (11/3/2016).

Masih menurut Miran (demikian, Kepala KUA Ngraho M. Miran SQ,S.Ag, biasa disapa), yang juga keturunan Suku Samin itu bercerita tentang apa yang dijalani di lingkungan Suku Samin, dulu dan sekarang.

“Saya merupakan bagian dari Suku Samin dan Wong Samin karena saya lahir di situ dan dibesarkan hingga saat ini, saya dan keluarga tinggal di Dusun Jepang, tempat bermukimnya warga Samin,’ tegas Miran.

Dulu, di tahun tujuh puluhan, sekolah dasar (SD) di Suku Samin masih dilaksanakan di salah satu rumah warga, baru di tahun delapan puluhan ada sekolahan. Di tahun tujuh puluhan baru ada 1 (satu) Langgar (Musholla kecil) dan sekarang sudah ada 1 (satu) masjid yaitu Masjid Al Huda, ada 2 Musholla dan 3 Langgar. Saat ini, sudah didirikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan RA (Raudlatul Atfal) atau setingkat TK (Taman Kanak-kanak) Al Huda Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.

“Saya mengajar anak-anak Suku Samin yaitu Taman Pendidikan Al Qu’an (TPQ) dan sudah merintis mendirikan PAUD dan RA Al Huda. Untuk RA sudah memperoleh murid 39 anak,” ujar pria lulusan STIT Karya Pembangunan, Paron, Ngawi itu serius.

Pria yang di awal menjadi pegawai Kemenag (Kementerian Agama) Kabupaten Bojonegoro di KUA Ngraho dan setelah mutasi berkali-kali, kini M. Miran SQ,S.Ag kembali ke KUA Ngraho untuk menjabat sebagai orang nomor satu di kantor yang mengurus pernikahan di wilayah Kecamatan Ngraho itu.

Walaupun, dia mengabdikan dirinya yang berpindah-pindah tugas itu, dia tetap tinggal di Dusun Jepang berkumpul bersama Warga Siuku Samin yang ada sekitar 235 Kepala keluarga (KK) itu. Ini menjadi bukti komitmen Miran untuk turut berjuang memajukan pendidikan agama di Suku Samin itu.

“Sejak lulus Sekolah MA (Madrasah aliyah), saya balik ke Dusun Jepang untuk mengajarkan ilmu agama yang telah saya miliki. Saya berupaya mendirikan Musholla Muhammad dan mengajar ngaji anak-anak di Suku Samin. Saya secara aktif mengamalkan ilmu yang saya miliki, untuk kemajuan pendidikan pada anak-anak Samin karena mereka adalah masalah depan Suku Samin di Bojonegoro itu,” tegasnya.

Miran merupakan figur putra terbaik suku Samin yang berhasil meraih gelar sarjana ilmu tarbiyah dan berhasil menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di KUA Ngraho, yang masuk wilayah Kemenag Bojonegoro.

“Putra-putri Samin saat ini, sudah banyak yang meraih gelar sarjana, termasuk putra dari Tokoh Samin Mbah Harjo Kardi. Masalah pendidikan, Suku Samin sudah mampu mengejar ketertinggalanya dengan daerah lain. Semoga samin akan makin maju lagi,” katanya berharap.

Perlu diketahui, Lokasi masyarakat Samin memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi obyek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin.

Kini, sedang dirintis obyek wisata Wana wisata Putri Ayu dengan suguhan wisata alam berupa hutan jati dengan sungai kali Putri atau yang sekarang disebut Putri Ayu. Sebuah wisata alam dengan pemandangan yang cukup bagus, dan wisatawan juga bisa menikmati Kampung Samin juga peninggalan sejarah Suku Samin yang ada di Pendopo Samin dan sedang dikembangkan dengan wisata agrobis jambu merah. **(Kis/Agung MD).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar