Pancasila Menjadi Landasan Dalam Membangun Keluarga Melalui PKK

Sukisno

Pancasila Menjadi Landasan Dalam Membangun Keluarga Melalui PKK
Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Mengapa rakyat Indonesia memerlukan pancasila? Hal ini diungkapkan Bupati Bojonegoro, Drs.H.Suyoto, Msi, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro. Para pendiri bangsa kita tahu betul penyakit yang melanda seluruh bangsa indonesia.

Dijelaskan Bupati Bojonegoro Suyoto, penyakit bangsa kita yang pertama itu, mereka bergama tapi tidak bertuhan dengan baik. Mereka beragama namun hatinya tidak khusuk tidak menghayati agama yang dianutnya. Sehingga ada istilah agama ageman, anteman, dan agama yang menjadi ugeman atau jalan hidup.

Masih menurut pria yang akrab disapa Kang Yoto itu menambahkan, kelemahan kedua bangsa kita, adalah sebenarnya sopan namun kejam, maka harus diajari dengan nilai-nilai kemanusian. Maka lahirlah sila kedua yakni kemanusian yang adil dan beradab. Yang ketiga adalah warga indonesia kita itu pandai berkumpul namun tidak bisa untuk bersatu, kadang satu komunitas namun belum tentu bersatu, sehingga terwujud sila ketika Persatuan indonesia.

Menurut Kang Yoto, kita itu mudah dan gampang untuk rapat namun tidak bisa bermusyawarah apalagi bermufakat. Maka diajari dengan sila keempat yakni Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kang Yoto mencontohkan bagaimana antara BPD dan perangkat desa itu jarang terjadi kata musyawarah mufakat, itu juga terjadi dalam kehidupan berumah tangga kita. Sehingga nilai pancasila perlu diterapkan didalam keluarga kita. Karena dalam lingkup terkecil yakni keluarga lebih banyak berdebat dari pada menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

“Meski dalam lingkup keluarga dialog atau musyawarah juga harus diterapkan, dari lini terkecil inilah maka kita akan saling bisa memahami dan mengerti. Secara khusus Saya berpesan kepada seluruh kader PKK agar para keder PKK ini menjadi pengajar dan duta untuk menerapkan hidup bermusyawarah mulai tingkatan keluarga sampai pemecahan masalah ditingkat desa sampai dengan sosial,” tegasnya.

Lanjut Kang Yoto, kader PKK harus bisa menjadi agen yang mencerahkan yang selama ini akrab dengan debat mengedepankan musyawarah untuk mencari yang terbaik. Kita ini sulit berbuat adil sehingga para pendiri bangsa mencetuskan agar kita menjunjung tinggi rasa keadilan sosial. Memang bukan perkara mudah namun dari lini keluarga kita mulai dan nanti akan meningkat dijenjang yang lebih tinggi.

Bergabung dengan Tim Penggerak PKK mulai tingkatan dasa wisma, RT, RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten pada intinya adalah mencari masalah, jadi tak hanya sekedar mencari ilmu atau belajar akan tetapi para kader PKK ini adalah orang-orang yang luar biasa yang membantu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dilingkungannya.

Mulai masalah pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya. Jadi tak salah jika disebut mereka adalah pencari masalah dalam artian yang positif. Meluangkan waktu dan diri untuk peduli dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Demikian diantara pengarahan Kang Yoto saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016.

Kader PKK ini memiliki semangat yang luar biasa mereka sudah mengurusi masalah pribadi dan keluarga namun masih menyelesaikan masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Jika kita mau egois mesalah diri sendiri dan keluarga tak kalah memusingkan namun para kader PKK ini masih mau mengurusi masalah sosial yang dihadapi lingkungan sekitar. Inilah adalah bagian hidup yang dihadapi oleh manusia, semakin luas pemahaman sosial yang kita miliki maka sat mengurus masalah keluarga atau anak akan semakin gampang, karena kita bisa bercermin dari masalah yang kita temui dilapangan, semakin banyak proses belajar dan penyelesaian solusi yang akan kita dapatkan.

Menurut Kang Yoto, ternyata dengan mengurusi masalah sosial kita mendapatkan berkah, sehingga diri dan keluarga kita semakin baik. Untuk sukses maka ada syarat yang harus dipenuhi yang pertama memelihara niat baik, kemudian yang kedua adalah menerima dan nikmati masalah yang menghampiri kita. Jadi jangan khawatir dalam hidup ada sinergitas dan pararel serta serkuler. Dengan ini kita akan semakin menjadi pribadi yang kuat.

Dalam kesempatan ini, Kang Yoto menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para kader PKK, dari data Dawis (Dasa Wisma) yang dikerjakan oleh para kader inilah maka pemerintah berhasil melakukan program inovasi yakni Gerakan Desa Sehat dan Cerdas. Basis gerakan pemberdayaan masyarakat desa basis datanya dari data dasa wisma yang dikerjakan oleh para kader PKK. Sehingga semua perangkat desa dan pemerintah mencari solusi dan pemecahan atas permasalahan yang ditemukan oleh para ibu-ibu anggota TP PKK.

Inti dari GDSC adalah mewujudkan masyarakat Bojonegoro sehat, cerdas, produktif dan bahagia. Sehat itu antara lain terpebuhinya gizi keluarga, rumah dan lingkungan juga sehat sehingga AKI dan AKB mengalami penurunan. Sehingga masayarakat kita cerdas secara intelegensia dan cerdas sosial atau kompetensi sosial. Untuk mewujudkan wong jonegoro yang produktif adalah produktif memanfaatkan lahan pekarangan, ketrampilan dan produktif berkarya bersama mereka yang menjadi penggerak ekonomi.

Perlu diketahui, Rakerda yang berlangsung selama lima hari mulai tanggal 29 Februari sampai dengan 4 Maret 2016. Kegiatan itu dihadiri oleh ketua TP PKK dan anggotanya mulai tingkatan desa sampai kecamatan. Rakerda ini diikuti oleh 430 desa dan kelurahan di seluruh wilayah Bojonegoro dengan peserta mencapai 3.030 anggota TP PKK Desa dan Kelurahan serta 196 TP PKK Kecamatan dan 46 anggota TP PKK Kabupaten. Materi pada Rakerda ini antara lain tentang bidang umum dan program inovasi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan penjelasan tentang pengisian aplikasi Buku Inovasi Dasa Wiswa serta program unggulan mulai Pokja I, II, III dan IV. **(Kis/Puji)

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar