Mahasiswa STAI Attanwir Talun, Raih Juara 2 Kompetisi NBPC Atas Kreatifitasnya Olah Bekatul Jadi Bahan Pangan

BOJONEGORO (RAKYATNESIA.COM) – Kreatifitas menyulap bekatul padi jadi bahan pangan serta bernilai jual ekonomi membawa Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir yang berada di Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur ini,  terpilih menjadi juara ll dalam ajang kompetisi National Business Plan Competition (NBPC).

Ajang kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Universitas Darussalam Gontor Indonesia, di mana lomba ini merupakan rancangan bisnis bagi mahasiswa nasional Se-Indonesia yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplor ide bisnis kreatif.

Saat melakukan talk show di program Cakrawala Malam Radio Malowopati FM, yang berada di Jalan AKBPM. Soeroko No 11, Bojonegoro, Sabtu (27/2/2021).

Ahmad Arif Syaiifudin, ME, Dosen pembimbing mengatakan bahwa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, perwakilan mahasiswa STAI Attanwir ini, mampu mengalahkan kampus yang notabene Sekolah Tinggi Negeri.

“Alhamdulillah, meskipun menyabet juara ll di ajang Business Plan Competition, namun hal ini suatu prestasi yang cukup membanggakan bagi STAI Attanwir Talun khususnya dan masyarakat Kabupaten Bojonegoro umumnya,” ucapnya. 

Sementara itu, Nimas Dewi salah satu tim dari mahasiswa STAI Attanwir menuturkan awal muncul ide mengolah bekatul jadi bahan pangan karena banyaknya bahan bekatul yang menumpuk di tempat penggilingan padi milik orang tuanya.

Dari situ, Nimas Dewi mulai mencoba riset tentang bekatul dengan kedua teman kuliahnya itu.

“Sebenarnya, ide ini sudah lama sejak 2019 namun dapat terealisasi di tahun 2020 saat mengikuti lomba ini Business Plan Competion ini,” tutur Nimas.

Nimas menjelaskan, untuk pembuatan ekstrak bekatul sendiri cukup mudah, yaitu bisa menggunakan bekatul dari semua jenis padi.

“Bekatul dari hasil gilingan padi yang masih fresh dijemur agar dapat membantu mengawetkan bekatul tersebut, kemudian disangrai dan dihaluskan dengan cara diblender, kemudian disaring lagi hingga mendapatkan ekstrak bekatul yang sangat halus,” katanya.

Selain itu, dua teman lainya Alfiyatus Sholihah dan Tutik Al-fiyah merupakan teman satu tim menambahkan manfaat bekatul sendiri sangat banyak, diantaranya sebagai campuran pembuatan roti yang kandungannya bisa mengatasi diabetes, menurunkan kolesterol dan dapat mengatasi anemia. Dapat pula dikonsumsi oleh orang yang memprogram diet.

“Selain masih dalam tahap uji lab, kami juga tengah menyiapkan packaging yang menarik agar para konsumen tertarik untuk membelinya,” kata mahasiswi jurusan ekonomi syari’ah itu menegaskan.

**(Kis/Red).

Exit mobile version