BisnisHome

Penyesalan Tom Lembong Pernah Jadi Bab Kabinet Jokowi, Data Ekonomi Tak Sepenuhnya Positif

Penyesalan Tom Lembong Pernah Makara Bagian Kabinet Jokowi, Data Ekonomi Tak Sepenuhnya Positif

obat joni kuat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan rasa penyesalannya karena pernah menjadi bab dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Pria lulusan Harvard yang dekat disapa Tom Lembong ini pernah menjabat selaku Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) pada 27 Juli 2016 sampai 23 Oktober 2019.

Tom Lembong sebelumnya juga pernah menjabat selaku Menteri Perdagangan di kabinet Jokowi mulai 12 Agustus 2015 sampai 27 Juli 2016.

Tom mengatakan, argumentasi penyesalannya alasannya data-data perekonomian Indonesia tak sepenuhnya positif

“Saya pastinya kian mendalami data-data ekonomi. Saya ini betul-betul murung banget prihatin banget. Dan aku punya rasa sesalnkarena aku pernah menjadi bab dari Pemerintah,” ungkap Tom dikala menggelar diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat kemudian (11/2/2024).

“Termasuk di momentum kita melakukan seni administrasi yang menurut data yang aku lihat, rada-rada tidak berhasil. Kalau mau lebih keras lagi ya, banyak gagal,” sambungnya.

Adapun, pertumbuhan dari segi ekonomi terlihat dari data jumlah kelas menengah di Indonesia yang tidak alami perkembangan. Padahal, kelas menengah ialah salah pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Menurunnya jumlah kelas menengah tercermin dari data pedagang sepeda motor yang mengalami penurunan.

Penjualan sepeda motor tertinggi terjadi pada 2013 sebesar 7,9 juta unit, tetapi data pemasaran sepeda motor terus menurun setiap tahunnya dan angka penurunan pemasaran tersebut meraih 5 juta unit per tahun.

Ia juga membeberkan, keadaan pemasaran sepeda motor sama halnya seumpama pemasaran kendaraan beroda empat dan barang elektronik yang mengalami tiap penurunan setiap tahunnya.

Alasannya tidak lain alasannya konsumsi penduduk kelas menengah yang rendah. Mereka mencegah pengeluaran.

“Berarti dalam 10 tahun terakhir jumlah sepeda motor yang terjual setiap tahunnya itu turun nyaris kira-kira 35 persen. Nah, kenapa ini penting? alasannya bagi aku ini gejala suatu keluarga masuk ke kelas menengah,” papar Tom.

“Bahwa jumlah sepeda motor yang terjual setahun itu begitu drastis turunnya, ini tanda buruk untuk ukuran kelas menengah ya, seberapa tebal, seberapa besar lengan berkuasa dan seberapa bertumbuhnya kelas menengah,” pungkasnya.

moch akbar fitrianto

Jurnalis Dari Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 10 tahun. Tulisan berita Lamongan, umum, prediksi bola , dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button