Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Bantah Isu Korupsi, Yusril: Ini Merupakan Pembusukan Politik


TRIBUNNEWS.COM – Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra membantah seluruh isi pemberitaan Meta Nex dengan judul ‘Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation’ yang terbit pada Jumat (9/2/2024).

Dalam pemberitaan itu, Prabowo disebut terlibat prasangka korupsi dan penyuapan senilai 55,4 juta USD dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. 

Adapun duit itu disebut-sebut dijadikan modal Prabowo untuk maju ke pilpres 2014. Berita dari sumber itu lalu dikutip oleh banyak sekali media di tanah air.

Yusril memutuskan informasi terkait adanya pemeriksaan prasangka korupsi dalam pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar yakni hoaks.

“Berita tersebut yakni hoaks paling besar yang ditangani media aneh jelang pencoblosan tanggal 14 Februari mendatang. Berita hoaks tersebut yakni suatu pembusukan politik,” tegas Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu. 



Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan alasannya kekurangan budget negara. 

Meskipun perjanjian sudah disepakati, lanjut Yusril, tetapi pemerintah Indonesia tidak jadi berbelanja pesawat bekas tersebut. 

“Tidak ada penalti apapun terhadap pemerintah RI akhir penghapusan itu,” terang Yusril.

Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menambahkan, pemerintah Qatar memang mengharapkan Indonesia berbelanja pesawat bekas tersebut secara tunai, tetapi pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit. 

“Sebab itu, kita menggunakan distributor perusahaan dari Republik Czech. Namun alasannya kekurangan budget kita, pembelian dengan cara utang itupun hasilnya tidak jadi dilaksanakan,” ujar Yusril.

Yusril pun membantah soal pemeriksaan yang ditangani tubuh anti korupsi Uni Eropa terhadap Menhan Prabowo terkait pembelian pesawat bekas tersebut. Ia pun memutuskan tidak ada pemeriksaan terhadap Prabowo.

“Kalau pemeriksaan itu ada, maka pihak Qatar dan distributor dari Czech juga akan lebih duluan diinvestigasi, tetapi hal itu tidak terjadi. Penulis informasi Jhon William dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream yang bisa diandalkan pemberitaannya sanggup dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di mancanegara ternyata tidak ada,” ucapnya.

Yusril pun mengimbau seluruh penduduk Indonesia untuk tidak begitu saja mempercayai informasi yang sumbernya tidak kredibel. 

Ia mengajak seluruh penduduk untuk tetap hening dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan yang berisi pembusukan politik. 



“Tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran sekarang begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu pembusukan politik mulai dihembuskan untuk menghancurkan dapat diandalkan Prabowo,” tutupnya. (***Deska***

Exit mobile version