Demokrat Pati Desak Joko Widodo Pecat Ksp Moeldoko, Dituding Masih Ingin Perebutan Kekuasaan Ahy

TRIBUNMURIA.COM, PATI – Ratusan kader Partai Demokrat di Kabupaten Pati menggelar agresi cap jempol darah, Jumat (16/6/2023) siang.

Aksi ini digelar di depan Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Pati.

Aksi itu ialah simbol perlawanan kepada Moeldoko yang masih berupaya menggantikan kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Mereka menjalankan agresi solidaritas untuk memprotes Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No. Perkara 487 K/TUN/2022.

Untuk diketahui, putusan kasasi MA tersebut memastikan bahwa kepengurusan Partai Demokrat yang sah dipegang oleh AHY.

Pengajuan PK yang dikala ini prosesnya masih bergulir menyediakan upaya Moeldoko untuk “mengkudeta” AHY.

Aksi cap jempol darah di Pati diawali dengan orasi dari Ketua DPC Partai Demokrat Pati Joni Kurnianto.

“Hukum negara kita diganggu. Perbuatan KSP Moeldoko yang berupaya membegal Demokrat sudah mencederai demokrasi!” tegas Joni disambut sorak sorai oke para kader.

Setelah itu, agresi dilanjutkan dengan doa bersama.

Usai pembacaan doa, jempol kanan Joni dicoblos menggunakan jarum yang lazim digunakan untuk tes kalangan darah.

Darah yang keluar dari ujung ibu jarinya itu eksklusif ditempelkan Joni di spanduk putih yang terbentang.

Di bawah cap darah itu, Joni juga membubuhkan tanda tangan.

Aksi itu kemudian dilanjutkan oleh para pengelola dan kader partai.

“Ini yaitu gerakan nasional dari partai Demokrat melawan KSP Moeldoko. DPP juga menjalankan hal yang sama,” kata Joni dikala diwawancarai.

Menurut Joni, manuver yang ditangani Moeldoko menyediakan bahwa aturan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

“Ada penekanan-penekanan secara politis yang tidak baik, tidak cocok dengan adat bangsa kita dan Pancasila. Ini mengebiri demokrasi negara kita,” ucap dia.

Menurut Joni, Presiden Joko Widodo sebaiknya secepatnya memecat KSP Moeldoko alasannya ia sudah menjalankan perbuatan yang memalukan dan melawan hukum.

“Dia bukan anggota partai, KTA tidak punya, kok mau jadi Ketum Partai? Kan lucu. Ibarat mau nyalon presiden namun tak punya KTP. Muldoko ini juga sudah 16 kali kalah di pengadilan. Kok masih ejekan PK ke MA? kan lucu,” tandas Joni.

Ia menambahkan, agresi simbolis cap jempol darah ini memastikan loyalitas seluruh penggawa Partai Demokrat kepada AHY. (mzk)

 

Exit mobile version