Soal Unggahan Trend Snack ‘Lelayu’ Di Pelantikan Kpps Sleman, Sekda Diy: Mesti Ditindaklanjuti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sekda DIY Beny Suharsono turut angkat bicara terkait unggahan trend perihal isi snack dikala pelantikan golongan penyelenggara pemungutan bunyi (KPPS) di Kabupaten Sleman, Kamis (25/1) kemarin, yang dinilai tidak jauh berlainan dengan makanan ringan lelayu.
“Saya membaca di media, itu (kasusnya) uncal-uncalan (lempar-lemparan). Harus ada yang tanggung jawab,” ujar Beny Suharsono dijumpai di Kompleks Kepatihan, Jumat (26/1).
Beny turut menyinari disunatnya budget konsumsi per orang yang semestinya senilai Rp 15 ribu, menjadi cuma Rp 2.500.
“Ketika KPU (Sleman) ke vendor itu kan sudah ada perjanjiannya. Rp 15 ribu dikalikan anggota KPPS se-Sleman itu kan ketemu jumlahnya besar sekali. Bukan angka yang sedikit dikelola KPU Sleman dengan vendor. Ya Tinggal ditagih saja tanggung jawab masing-masing,” tegas Beny.
“Harus ditindaklanjuti. Misal (anggaran) Rp 15 ribu kok cuma sanggup segelas air mineral dan roti, ini kan bisa dijumlah jumlahnya. Jelas sekali. Harga segelas air mineral berapa, harga roti per bungkus berapa, dengan boxnya misal Rp 500. Clear menurut saya, ketemu jumlahnya. Kasat mata,” lanjutnya.
“Sebab itu, kalau Rp 15 ribu (anggarannya) ya digunakan Rp 15 ribu. Kan cetho melo-melo (terlihat jelas), kasat mata lah,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, KPPS di Kabupaten Sleman yang dilantik pada Kamis (25/1) mengeluh di media sosial.
Mereka kecewa dengan hidangan konsumsi berupa tajil pastel berskala kecil, roti dan air mineral bungkus gelas yang disuguhkan.
“Sekelas KPU kabupaten menawarkan konsumsi untuk pelantikan KPPS serempak se-kabupaten menyerupai ini ? Sudah tidak ada duit transport dan makan siang. snack tidak jauh beda dengan snack di lelayu,” cuit akun @yourfutureasset.
Belakang dipahami jikalau budget untuk konsumsi disunat oleh vendor sampai 80 persen lebih. Hal itu terungkap sehabis KPU Sleman menjalankan klarifikasi.
Ketua KPU Sleman Ahmad Baehaqi menerangkan mulanya per orang dianggarkan Rp 15 ribu Akan tetapi dalam praktiknya menjadi Rp 2.500.
“Anggaran konsumsi per kandidat anggota KPPS dalam pelantikan, merupakan Rp 15 ribu higienis sudah diiris pajak, tetapi penyajiannya yang diakui vendor merupakan Rp 2.500,” kata Baehaqi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/1).
“Pihak vendor beralasan kalau tidak disubkan, maka tidak dapat melayani kandidat anggota KPPS yang terlantik sebanyak 24.199 orang. Sehingga, yang tersaji tidak pantas,” terperinci Baehaqi.
Atas peristiwa ini, KPU Sleman sudah menjalankan penilaian mudah-mudahan peristiwa serupa tidak terulang.
Menurut Baehaqi, tindak lanjut yang mau dilakukan, di saat ada acara lain yang dilaksanakan di tingkat PPK maupun PPS maka budget untuk keperluan konsumsi akan diturunkan ke sekretariat PPK di Kecamatan.
Apalagi, dalam beberapa hari kedepan, bakal ada acara bimtek yang melibatkan KPPS .
Anggaran akan diturunkan mudah-mudahan keperluan konsumsi bisa dikelola eksklusif oleh penyelenggara kegiatan.
“Tindak lanjutnya, terkait dengan pengadaan acara lain, di saat dilaksanakan PPK- PPS maka budget akan diturunkan. Juga ada acara bimtek. Anggaran diturunkan terhadap sekretariat PPK,” katanya. (*)