BANJARMASINPOST.CO.ID – Info Gempa Bumi hari ini melanda Kalimantan Selatan. Gempa tepatnya terjadi di Amuntai, Hulu Sungai Utara.
Kabar gempa terkini ini diunggah akun instagram BMKG Balikpapan yakni @infobmkgkaltim.
Berdasarkan artikel itu, dikabarkan jikalau gempa terjadi dengan kekuatan magnitudo 3,6.
Peristiwa gempa itu terjadi pada pukul 08.01 Wita.
Lokasinya pada 2.05 LS – 115.52 BT.
Tepatnya di darat, 51 kilometer utara Amuntai dengan kedalaman 4 kilometer.
“Info Gempa : Mag. 3.6, 28-Jun-23 08:01:00 WITA, Lokasi : 2.05 LS – 115.52 BT [darat, 51km utara Amuntai (Kalimantan Selatan)], Kedalaman : 4 km ::BMKG-BKB,” tulis akun itu.
Sejauh ini belum dikenali apakah gempa itu dinikmati warga.
Begitu pula imbas adanya gempa yang dikabarkan akun BMKG Balikpapan itu.
Disclaimer:Informasi ini memprioritaskan kecepatan, sehingga hasil pembuatan data belum stabil dan sanggup berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG di Twitter resmi @infoBMKG
Benarkah Pulau Kalimantan Bebas Gempa?
Lalu, bagaimana potensi gempa bumi di Pulau Kalimantan? Benarkah pulau Kalimantan kondusif dari gempa?
BMKG pernah menjelaskan, pengertian itu tidak tepat.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, Kalimantan terdapat banyak sumber gempa, seumpama Sesar Meratus, Sesar Mangkalihat, Sesar Tarakan, Sesar Maratua, Sesar Sampurna, dan Sesar paternoster.
“Itu semua masih menyebabkan gempa sampai dikala ini,” kata Daryono dikutip Kompas.com, (30/12/2021).
Daryono membuka data, selama ini telah terjadi lebih dari 9 kali gempa menghancurkan dan satu kali tsunami di Kalimantan, yakni di Sangkulirang.
“Hasil monitoring BMKG menyampaikan bahwa seluruh provinsi di Kalimantan pernah terjadi gempa,” sebut dia.
Dia juga menjelaskan, salah satu lokasi di Kalimantan yang kerap terjadi gempa yakni Kalimantan cuilan timur tergolong Selat Makassar.
“Di zona ini terdapat beberapa struktur sesar aktif seumpama sesar Makassar utara, tengah, dan selatan, di samping sesar naik Mamuju-Majene yang telah acap kali menyebabkan gempa dan tsunami,” sebut Daryono.
“Aktivitas kegempaan di Kalimantan cuilan timur tidak rendah namun justru cukup tinggi,” lanjut dia.
Aktivitas kegempaan relatif rendah
Dalam laman resmi BMKG, ditegaskan Kalimantan bukannya tak mempunyai potensi gempa, namun pulau dengan tingkat kesibukan kegempaan yang relatif paling rendah.
“Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan mempunyai catatan kesibukan gempa bumi, namun secara lazim kawasan Pulau Kalimantan masih relatif lebih kondusif jikalau dibanding tempat lain di Indonesia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, (24/8/2019).
“Seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang mempunyai catatan sejarah gempa menghancurkan dan mengakibatkan korban jiwa sungguh besar,” sambung dia.
Dwikorita menjelaskan, kondisi seismisitas Kalimantan yang relatif rendah ini menurut 3 hal yang melatarbelakanginya.
Pertama, kawasan Pulau Kalimantan mempunyai jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih minim dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, kawasan Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust), sehingga suplai energi yang membangun medan tegangan kepada zona seismogenik di Kalimantan tidak sekuat dengan akumulasi medan tegangan zona seismogenik yang lebih bersahabat zona tumbukan lempeng.
Terakhir, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya telah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang telah tidak aktif lagi dalam menyebabkan gempa.
Patut Diketahui
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut pemberitahuan MMI yang sanggup dipelajari.
I MMI
Getaran gempa tidak sanggup dinikmati kecuali dalam kondisi luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dinikmati oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seumpama lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dinikmati positif dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada dikala siang hari sanggup dinikmati oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang sampai berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi sanggup dinikmati oleh nyaris semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar terlihat bergoyang, bandul lonceng sanggup berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dinikmati oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran sanggup dinikmati oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah terlihat bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang mempunyai pengaruh rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak sanggup terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sungguh melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang terlihat pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
(Banjarmasinpost.co.id)