SERAMBINEWS.COM, DODOMA – Seorang anggota wanita Parlemen Tanzania meminta kolega prianya untuk menjalani mekanisme sunat.
Dilaporkan BBC Jumat (8/2/2019), tawaran dari anggota berjulukan Jackline Ngonyani itu dimaksudkan untuk mencegah penyebaran HIV.
Situs setempat berbahasa Kiwashili Mwanachi melaporkan, Ngonyani mengungkapkan masih ada anggota dewan legislatif lelaki yang belum disunat.
Karena itu, beliau merekomendasikan adanya inspeksi untuk menilik apakah para anggota dewan legislatif lelaki sudah menjalani mekanisme sunat.
Usulan Ngonyani memperoleh proteksi dari koleganya Joseph Selasini yang menyatakan negara tetangga Kenya sudah memperkenalkan inspeksi serupa.
Namun, Mwanachi menyiarkan klaim Selasini tidak benar alasannya merupakan Kenya sama sekali tak mengerjakan investigasi bagi anggota parlemennya.
Meski begitu, pada 2008 sejumlah politisi top di Kenya bersedia disunat selaku pola bagi masyarakatnya agar mengambil langkah serupa.
Desakan Ngonyani memperoleh bantahan dari koleganya lainnya Joseph Kasheku bahwa permintaannya sungguh tidak sopan dan bersifat menyerang.
Kasheku menyebut wanita yang menjalani mekanisme sunat (Female Genital Mutilation/FGM) juga mempunyai kesempatan memajukan HIV.
“Jadi, bila kami ingin menilik anggota pria, kami juga mesti menggelar investigasi kepada anggota wanita apakah mereka disunat juga,” sindir Kasheku.
HIV merupakan permasalahan utama di Tanzania di mana lima persen populasi sampaumur di sana merupakan penderita menurut data 2016.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan dengan disunat, risiko lelaki menderita HIV menurun sampai 60 persen.
Sejumlah negara Afrika yang melawan HIV mulai mengampanyekan agar setiap lelaki bersedia menjalani mekanisme pemotongan kulit khatan.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul “Cegah Penyebaran HIV, Anggota Parlemen Tanzania Diminta untuk Sunat”