Tulisan ini adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya, Siapakah Ahlul Bait? yang ditulis oleh Sayyid Hasan Al-Husaini dalam kitabnya Uzhama’ min Ahlil Bait (Tokoh-tokoh Besar dari Kalangan Ahlul Bait).
Terjadi perbedaan pendapat tentang batasan dari ahlul bait hingga terbagi menjadi banyak pendapat.
Jumhur ulama mengatakan, bahwasanya yang dimaksud ahlul bait adalah mereka yang diharamkan atas mereka harta zakat. Mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sungguh kami dan Bani Al-Muththalib tidak pernah terpecah pada masa jahiliyah dan tidak juga pada masa Islam, sesungguhnya kami dan mereka adalah satu.”
Beliau menjalinkan jari-jarinya. (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, (3989); Abu Dawud dalam Sunan-nya, (2980), dan lafaz ini miliknya dari hadits Jubair bin Muth’im Radhiyallahu Anhu).
Sementara itu, istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah ahlul bait yang terhubung dengan pernikahan dan bukan dengan kekerabatan, namun hubungan mereka dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga mirip dengan hubungan nasab, karena ini adalah hubungan yang kekal, abadi, dan tidak terputus.
Para ummahatul mukminin (ibu kaum mukmin) adalah istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di dunia dan akhirat, apalagi istilah ‘alu dan ahlu’ dimaksudkan untuk istri seseorang, anak-anaknya, dan juga kerabatnya, sebagaimana yang dikatakan oleh ahli bahasa arab. Demikian pula Al-Qur’an menggunakan kata tersebut.
Allah Ta’ala berfirman tentang Musa,
إِذْ قَالَ مُوسَى لِأَهْلِهِ إِنِّي آنَسْتُ نَارًا
“(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya, “Sesungguhnya saya melihat api.” (QS. An-Naml: 7)
Kata ‘ahlu’ atau keluarga di sini adalah istrinya yang saat itu ada bersamanya. Allah Ta’ala berfirman tentang Ibrahim dan istrinya,
رَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (QS. Hud: 73).
Kesimpulannya, istilah Ahlul Bait Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam itu mencakup Bani Hasyim, Bani Al-Muththalib, dan istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Allah Ta’ala telah memberi mereka sejumlah keistimewaan yang membedakan mereka dari yang lainnya.
Sehingga, tidak benar apa yang dikatakan oleh kelompok Syiah, bahwa Ahlul Bait hanyalah anak-anak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, atau hanya Ali, Fathimah, Hasan dan Husein saja. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]