Warga Korban Banjir Di Lamongan, Jadikan Perahu Sebagai Transportasi Andalan

moch akbar fitrianto

Warga Korban Banjir Di Lamongan, Jadikan Perahu Sebagai Transportasi Andalan
Bagikan

Berita Lamongan – Luapan Air dari Bengawan Njero, Di lamongan menyebabkan banjir mencapai 50Cm. Hal ini menyebabkan transportasi tersendat. Dna perahu menjadi moda andalan warga korban banjir setempat. Ya, perahu kini menjadi satu-satunya alat transportasi yang dipakai warga di kawasan Bengawan Njero. Ketinggian air membuat sepeda motor dan mobil tak bisa dioperasikan karena bisa dipastikan akan mogok.

“Ya pakai perahu, mau pakai motor juga sudah tidak bisa dan pasti mogok,” kata Anto, salah satu warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah kepada wartawan, Selasa (12/1/2021). (dikutip dari detik.com).

Padahal, jelas dia, jalan desa yang semula berseliweran motor dan mobil kini berubah. Kini, yang tampak berseliweran di depan rumah atau jalan desa adalah perahu. Perahu-perahu ini juga yang mengantarkan warga jika akan beraktivitas atau hendak pergi kemanapun.

Baca Juga  Capaian bagus, Jalur Mudik Lamongan 2024 Minim Kecelakaan

baca Juga : Pemda Lamongan Mulai Bergerak Tanggulangi Bencana Banjir Dengan Membesihkan Enceng…

“Dengan perahu, kita masih bisa beraktivitas meski terbatas,” ujarnya.

Pemandangan aktivitas warga menggunakan perahu ini hampir bisa ditemukan di semua kawasan Bengawan Njero yang meliputi Kecamatan Kalitengah, Turi, Karanggeneng, Deket, Glagah dan Karangbinangun. Warga, mulai anak-anak hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan sudah biasa mengendalikan laju perahu kecil yang kini menjadi andalan warga itu.

“Tranportasi air menggunakan perahu kembali menjadi primadona pada saat kawasan Bengawan Njero dilanda banjir,” jelas Mahrus, warga Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah.

Baca Juga  Ketua DPRD Abdul Ghofur Bakal Calonkan Diri Sebagai Pemimpin Lamongan Di Pilkada Mendatang

Transportasi perahu sudah dikenal lama oleh warga kawasan Bengawan Njero. Namun, seiring perkembangan teknologi dan mulai tersedianya ruas-ruas jalan yang terbangun, moda transportasi pun mengalami perubahan wujud menjadi transportasi darat untuk memindahkan barang atau manusia.

“Pergerakan dan daya jangkau masyarakat di kawasan Bengawan Njero di darat tak bisa dijalankan saat terjadi banjir yang sudah menjadi langganan setiap tahun. Akhirnya, perahu menjadi pilihan alternatif transportasi,” imbuh Mahrus.

Baca Juga : Pergi Cari Rumput Warga Sekaran, Lamongan Ini Ditemukan Tewas Tenggelam

Baca Juga  Alun Alun Ramai Sesak, Pada Anniversary Persela ke 57

Mahrus menyebut, sungai-sungai di kawasan Bengawan Njero kembali berfungsi sebagai jalur transportasi. Penggunaan transportasi air di saat banjir ini, lanjut Mahrus, sanggup memperlancar aktivitas masyarakat sehari-hari. “Dulu juga kalau berangkat sekolah dan kebetulan sedang banjir ya kita pakai perahu,” tambahnya.

Hingga kini 46 desa di 6 kecamatan di Lamongan terendam banjir akibat intensitas hujan tinggu ini. Di 46 desa ini ada lebih 5 ribu rumah dan ribuan kilometer jalan desa yang terendam banjir. Selain itu ada ribuan hektar tambak siap panen juga terendam banjir.

Bagikan

Also Read