“Saat ini GBT dan lapangan-lapangan pendukung untuk Piala Dunia sudah masuk proses renovasi. Segala sesuatunya harus sesuai dengan rencana kementerian,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Surabaya Wiwik Widayati seperti dikutip melalui laman resmi Persebaya, Rabu.
Berdasarkan Surat Kementerian PUPR yang diterima tertanggal 2 Januari 2023, stadion tidak bisa lagi dipergunakan oleh semua pihak mulai Januari hingga berakhirnya kompetisi akbar tersebut.z
“Bahkan, pekan depan material renovasi sudah tiba di tempat,” ucapnya.
Pihaknya merasa perlu memberikan penjelasan langsung kepada manajemen dan Bonek terkait status Stadion GBT, sebab muncul kesan dalam beberapa hari terakhir bahwa Pemkot Surabaya tidak all out mendukung Persebaya bermarkas di kotanya sendiri.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkomitmen membantu Persebaya mencari solusi markas pada putaran kedua Liga 1 Indonesia 2022/2023, salah satunya menghubungi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani agar diperbolehkan bermain di Stadion Gelora Joko Samudro.
“Alhamdulillah Mas Bupati Gresik memberikan lampu hijau Persebaya sementara waktu berkandang di sana selama GBT dipersiapkan dan digunakan untuk Piala Dunia,” kata Eri.
Meskipun begitu, pihaknya mencermati dinamika yang terjadi di kota-kota lain yang menjadi tuan rumah Piala Dunia sekaligus menjadikan stadionnya sebagai markas tim Liga 1, salah satunya Persis Solo yang getol melakukan lobi ke Kemenpora dan kementerian PUPR agar tetap bisa bermain di Stadion Manahan.
“Kalau di Solo atau kota lain bisa, Surabaya juga harusnya bisa dong, Persebaya bermain di GBT,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan suporter Persebaya dari Green Nord Husni Gozali berharap agar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya dapat terus membantu mencari solusi untuk permasalahan stadion.
“Kami yakin GBT naik kelas karena kualitas stadion semakin bagus setelah dipakai Piala Dunia, namun solusi untuk kebutuhan markas tim di sisa musim ini juga tidak kalah penting,” kata Cak Conk, sapaan akrabnya.