Berita

Israel Habiskan Rp897 Triliun untuk Gempur Gaza, Ekonomi di Ambang Ancaman

rakyatnesia.com – Bank Sentral Israel memperkirakan bahwa anggaran pertahanan untuk mendukung perang di Gaza telah mencapai US$58 miliar atau setara Rp897 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.470 per dolar AS).

Angka ini dikhawatirkan akan menjadi beban yang serius bagi keuangan negara di masa mendatang jika tidak ditangani dengan baik.

Gubernur Bank Sentral, Amir Yaron, menyoroti bahwa biaya yang besar ini dapat menjadi beban anggaran yang perlu diatasi melalui pemangkasan belanja di pos-pos lain yang tidak terkait dengan agresi.

Salah satu strategi lain yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan pendapatan negara, yang dapat berarti kenaikan tarif pajak.

“Jika pasar melihat bahwa Israel menuju peningkatan utang yang berkelanjutan, ini dapat menyebabkan kenaikan imbal hasil, depresiasi mata uang, dan inflasi, yang pada gilirannya memerlukan suku bunga acuan bank sentral yang lebih tinggi,” kata Yaron seperti dilansir Reuters pada Selasa (2/1).

Ia juga menilai bahwa pemerintah lamban dalam menyesuaikan anggaran, termasuk potensi pengurangan alokasi anggaran di kementerian yang dianggap tidak efisien.

Yaron menilai yang dibutuhkan saat ini adalah penggunaan anggaran yang akuntabel serta memutuskan prioritas belanja negara.

“Tidak bertindak sekarang, kemungkinan besar akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan,” ungkapnya.

Senin (2/1) lalu, bank sentral menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Israel menjadi negara maju pertama yang melonggarkan kebijakan moneternya.

Meski begitu, Yaron mendesak parlemen untuk mengendalikan pengeluaran yang melonjak selama perang dengan Hamas.

Kementerian Keuangan memperkirakan defisit anggaran pada 2024 sekitar 6 persen dari pertumbuhan ekonomi (PDB).

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich memuji penurunan suku bunga tersebut, namun mengabaikan seruan Yaron untuk disiplin anggaran.

“Kebijakan fiskal yang bertanggung jawab yang kami jalani selama setahun terakhir telah berkontribusi terhadap penurunan inflasi. Dan kini penurunan suku bunga berfungsi untuk membantu pertumbuhan bisnis dan perekonomian pada saat perang, ” kata Smotrich.

Bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen. Sebelumnya, suku bunga dikerek 10 kali berturut-turut.

November 2023 lalu, tingkat inflasi turun menjadi 3,3 persen dibanding Oktober, yakni 3,7 persen. Meski turun, tetap berada di atas target Israel sebesar 1 persen hingga 3 persen.

Pertumbuhan ekonomi diproyeksi sebesar 2 persen pada 2023 dan 2024, serta 5 persen pada 2025.